Terhitung sejak tanggal 3 Juli 2018, proses pencarian korban tenggelamnya kapal motor Sinar Bangun di Danau Toba telah dihentikan. Namun demikian, menurut Menko Maritim Jendral Luhut Panjaitan yang kemarin hadir dalam acara tabur bunga oleh keluarga kepada para korban di lokasi jatuhnya kapal, Tim dari Basarnas akan tetap berada di sekitaran Danau Toba, sehingga bila sewaktu-waktu ada korban yang mengapung akan secara sigap dievakuasi oleh Tim Basarnas untuk selanjutnya diserahkan kepada keluarga korban.
Menurut Bupati Simalungun JR Saragih, sebelum acara tabur bunga (sebagai tanda perpisahan dan mengikhlaskan korban) telah diadakan rapat/pertemuan antara pihak terkait dengan para keluarga korban, dimana kepada keluarga korban ditawarkan 2 (dua) opsi yaitu pencarian dilanjutkan tetapi memakan waktu yang sangat lama serta sulit atau pencarian dihentikan dan dilakukan acara tabur bunga sebagai tanda perpisahan.
Disebutkan, bahwa dalam pertemuan dimaksud memang ada beberapa keluarga korban yang belum bersedia bila pencarian/evakuasi dihentikan dan berharap agar pemerintah melanjutkan pencarian. Namun di pihak lain ada sekitar 100 (seratus) orang keluarga korban yang menyatakan menerima pilihan penghentian pencarian korban.
Sebagaimana disebutkan oleh Tim Basarnas bahwa dengan kedalaman tidak kurang dari 450 (empat ratus lima puluh) meter, sangat sulit untuk melakukan evakuasi terhadap korban. Sebab musababnya antara lain:
- Bahwa apabila mayat korban ditarik menggunakan alat berupa tali, mayat dimaksud sangat rentan rusak/patah/putus ketika ditarik menuju permukaan air.
- Bahwa tim penyelam akan sangat kesulitan untuk menyangkutkan alat penarik/tali kepada mayat korban karena jaraknya yang hampir 1/2 km dari permukaan air
- Bahwa penggunaan robot untuk menyangkutkan alat penarik terhadap objek mayat/kapal sangat sulit mengingat jarak dari permukaan dan kondisi dasar danau yang tidak rata serta kondisi berlumpur.
- Dana, meskipun nyawa jauh lebih berharga dari uang, akan tetapi secara logika bila pencarian tetap dilanjutkan sampai dengan waktu yang lama padahal peluang berhasil cukup kecil maka kemungkinan akan menghabiskan anggaran yang sangat besar.
Belakangan tidak sedikit yang mengkritik pemerintah Cq Tim Evakuasi. Mereka menyebutkan seharusnya pencarian tetap dilanjutkan dan tidak boleh dihentikan demi alasan kemanusiaan. Lebih lanjut mereka menyebutkan, semestinya pemerintah dapat meminta bantuan kepada negara maju apabila SMD dan peralatan kita tidak memadai.
Sepintas, kritik ini berasalan apalagi dengan embel-embel sosial kemanusiaan. Akan tetapi meski dengan bantuan negara maju sekalipun tidak ada garansi bahwa pencarian dan evakuasi akan berhasil. Selain itu proses kedatangan bantuan luar negeri hingga pelaksanaan di lapangan juga membutuhkan waktu yang cukup lama.
Dan ada satu hal yang kita tidak boleh lupa, bahwa meskipun mungkin ada negara yang bersedia membantu bukan berarti untuk mengurus proses bantuan ini tidak butuh biaya.
Jadi, tanpa bermaksud menambah duka bagi para keluarga korban dan tanpa bermaksud menganggap kejadian ini sebagai sesuatu perkara ringan, alasan pemerintah menghentikan proses pencarian/evakuasi korban Sinar Bangun sudah logis/masuk akal.
Salam..
setuju,semoga keluarga besar korban bisa memaklumi.
BalasHapusAmin
HapusSemoga keluarga korban diberi ketabahan dan keikhlasan.
BalasHapussetuju,semoga keluarga besar korban bisa memaklumi.
BalasHapus