Pilpres tahun 2019 bisa jadi salah satu masa dimana penentuan cawapres menjadi yang paling sulit, dramatis dan hati-hati serta penuh pertimbangan. Akibatnya, dua hari jelang penutupan pendaftaran (10 Agustus 2018), belum ada 1 pasangan pun yang telah resmi menyatakan diri sebagai paket.
Bahkan, berdasarkan kabar yang dimuat portal-portal berita mainstream sampai saat ini belum ada 1 pasangan pun yang telah deal.
Sebagai capres, memang hampir pasti tinggal menyisakan 2 nama yaitu Jokowi dan Prabwo. Tetapi siapa gerangan pendamping masing-masing sebagai cawapres nampaknya masih kabur. Sejauh ini yang terlontar dari masing-masing pihak masih "main inisial".
Yang pertama melontarkan inisial adalah kubu Prabowo. Mereka menyebut bahwa cawapres Prabowo berinisial "A". Tentu anggapan masyarakat umjm inisial itu mengarah kepada AHY (Anak SBY) dan Salim Segaf Al-Jufri, karena Gerindra menyebut sudah mengerucut pada 2 nama.
Sebagaimana kita ketahui bahwa baik Demokrat maupun PKS terlihat berupaya menyodorkan "jagoan" masing untuk mendampingi Prabowo. PKS menyatakan komit pada hasil Ijtima Ulama beberapa hari yang lalu, sementara Demokrat dibawah komando "sang mantan" sepertinya enggan mensukung pilihan PKS.
Akibatnya Prabowo cs harus bolak balik siang malam tak kenal lelah melakukan lobi-lobi kepada SBY dan Elit PKS. Dan hasilnya, seperyinya masih gambar berwarna kabur tak jelas.
Padahal Prabowo cs masih harus menguras energi untuk memastikan keikutsertaan PAN ke dalam koalisi. Bukan mudah, malah tergolong sulit. Sebabnya adalah, walaupun elit PAN terlihat condong kepada Prabowo tapu jangan lupa bahwa sejauh ini PAN masih bergabung dalam koalisi pendukung pemerintahan Jokowi. Buktinya kader PAN masih menduduki kursi empul sebagai Menteri Kemenpan RB.
Di kubu petanana, meski kelihatan aman-aman saja dan berjalan santai, ternyata Pendamping Jokowi sebagi Cawapres belum juga final dan dapat restu 100% dari partai pendukung. Ada 1 partai yang terkesan berbeda dari partai koalisi lainnya dan dianggap "bandel", yaitu PKB dengan Muhaimin Iskandar sebagai "nahkoda".
Sepertinya Muhaimin ngotot amat harus jadi cawapres pendamping Jokowi. Bagi Jokowi, ini pun tidak mudah di tertibkan. Karena basis massa PKB adalah NU yang merupakan ormas terbesar di Indonesia.
Bahkan yang tak kalah mengagetkan, sore tadi ada pertemuan mendadak elit PKB dengan pengurus NU yang juga dihadiri oleh Ketum MUI Ma'ruf Amin. Pak Ma'ruf amin sendiri adalah Rais Aam PBNU yang sering disebut sebagai pemimpin tertinggi.
Bahkan detik.com memuat berita bahwa salah satu hasil pertemuan tersebut, apabila Jokowi tidak memilih kader NU sebagai cawapres, kader NU mungkin akan tinggalkan Jokowi. Tak lama berselang, Ketum PBNU menyebut bahwa Mahfud MD bukan kader NU. Mungkin ini sebagai respon PBNU terkait menguatnya nama Mantan Ketua MK tersebut sebagai pendampig Jokowi.
Sebab kubu Jokowi juga turut bermain inisial nama cawapres, yaitu inisial "M". Mmg hampir semua laki2 di nusantara ini bisa berinisial M dengan menambahkan kata "Mas" di awal nama, hehe. Akan tetapi kita pasti bisa menduga bahwa inisial M itu tidak melenceng dari nama-nama yang telah santer sebelumnya antara lain Ma"ruf Amin, Muhaimin, Mahfud, Moeldoko dan lain-lain.
Jujur berita terbaru ini membuat saya cukup kaget. Sebab dalam pertemuan para Ketum partai koalisi dengan Jokowi beberapa waktu lalu telah diambil kesepamatan bahwa siapapun piliha Jokowi, koalisi siap mendukung. Tak beda dengan hasil pertemuan berikutnya para Sekjen Koalisi dengan Jokowi, hasilnya menguatkan hasil pertemuan para Ketum, bahkan di follow up dengan mendesain Tim Kampanye.
Lalu mengapa PKB dan PBNU mencipta "sensasi" di "menit-menit akhir"?. Entahlah. Paling kita kembali kalimat klasik dalam dunia politik: Politik itu selalu dinamis, hari ini kawan besok bisa jadi lawan dan sebaliknya.
Yang jelas hal ini semakin menegaskan bahwa penentuan cawapres akan menjadi salah satu yang terdramatis, tegang dan super hati-hati. Saking hati-hatinya, permainan inisial mungkin masih terus berlangsung hingga detik-detik terakhir penutupan pendaftaran, Jumat 10 Agustus 2018.
Kita tunggu saja.
Salam
#AG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar.
(Pilih Profil Anonymos bila Anda tidak memiliki Blog)