Sudah sedari 2 (dua) minggu lalu kucari-cari gambar disamping ini. Karena seingatku pernah nongol dalam lalu lintas media sosial facebook-ku. Syukur ada "mantan" (mantan 1 kampus ya) ku yang men-share kembali ke facebook tadi malam. Segera kusimpan dan sekarang kubagikan kembali kepada temans melalui "rumah" kecilku ini.
Temans, gambar ini hanya ilustrasi tetapi bagi saya ini menohok. Mencoba menggambarkan dan mengukur bagaimana bila kita sebagai pemilih menerima seratusan ribu rupiah uang tunai dari calon kepala daerah atau caleg atau calon presiden untuk kemudian kita mencoblos yang bersangkutan.
Bayangkan, bila anda menerima Rp. 100.000, dari salah satu calon, maka nilai/harga diri harian kita menjadi Rp. 55,5 dengan catatan nilai uang dimaksud dibagi dengan 5 tahun, selanjutnya tiap tahun dibagi 12 bulan dan tiap bulannya dibagikan dengan 30 hari. Mengapa dibagi 5 tahun, karena masa jabatan kepala daerah adalah 5 (lima) tahun.
baca juga: Jangan Golput, Cek nama anda disini
Semoga ini menjadi salah satu senjata dalam jiwa kita masing-masing untuk membuat komitmen MENOLAK POLITIK UANG dalam pesta demokrasi. Jangan pesimis, jangan ikut tren. Masa depan perpolitikan Indonesia masih panjang. Harapan Indonesia untuk membersihkan politik uang dalam demokrasi masih terbuka. Kita masih muda.
Salam Harga Diri.
Salam Demokrasi.
Pilgubsu Tanpa Politik Uang.
HORAS...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar.
(Pilih Profil Anonymos bila Anda tidak memiliki Blog)