Amsal 27:4
Panas hati kejam dan murka melanda, tetapi siapa dapat tahan terhadap cemburu?
Pemirsa…!!
Headline Koran Harian SIndo-Sumut edisi Rabu 12
Maret 2014 memuat beberapa kejadian pembunuhan yang dilatarbelakangi oleh
kecemburuan yang membabi buta.
Setidaknya Koran local Sumatera Utara ini menyajikan lima kejadian menggegerkan
yang berujung maut dengan motif cemburu terhadap pasangan suami atau sebaliknya
isteri. Teranyar, panasnya api cemburu
memakan korban seorang ibu bernama Nova Sianturi (34 tahun) yang dihabisi
suaminya bermarga Nababan dengan beberapa tusukan pisau yang mengakitbatkan nyawa
korban melayang seketika. Masih menurut
Koran ini, si suami sudah lama mencurigai isterinya yang berjualan di pajak
bermain dengan lelaki lain. Alhasil
setiap hari kehidupan mereka diwarnai keributan dan berujung pada pembunuhan
mengerikan.
Ahhh betapa kejamnya api cemburu ini. Cemburu membuat seseorang bisa gelap mata,
tidak terkontrol dan melakukan tindakan membabibuta tanpa berpikir
panjang. Anehnya api cemburu sering
muncul tanpa sebab yang jelas dan tanpa dasar yang kuat. Cemburu juga gentayangan diberbagai segmen
hidup, bukan hanya soal asmara bisa juga soal ekonomi, bisnis, politik. Yang paling menyeramkan dalam kerohanian dan
pelayanan pun kerap muncul rasa cemburu.
Kecemburuan membuat pikiran kita tidak tenang,
tidak nyaman dan tidak bisa berpikir jernih.
Isitlah kami semasa SMA dulu disebut “Kotor Ulu”. Ya memang, bila otak kita sudah dijejali rasa
cemburu, dapatlah dikategorikan sedang Kotor Ulum, alias kotor otak. Kecemburuan itu menyiksa jiwa. Seorang gadis yang cemburu terus menerus
kepada kekasihnya akan membuat hari-harinya murung dan tak bergairah, begitu
pula sebaliknya. Seorang lelaki yang
dibakar cemburu tak jarang menempuh jalan pintas demi melampiaskan api cemburunya,
bisa dengan menghajar lelaki yang dicurgai, bahkan membunuh kekasihnya sendiri.
Bagaimana di lading Pelayanan? Hahahaii… Ada yang berani ngaku pernah
cemburu karena melihat rekan sepelayanan di gereja tampil di depan, atau tampil
dominan dalam pelayanan, atau karena kalah dalam pemilihan ketua panitia, atau karena
yang lain lebih berhasil programnya disbanding kita, atau yang lain merasa
lebih diistimewakan dari kita, yang lain dipuji kita tidak? Sama-sama ngaku yuk; PERNAHHHHH, hahaha
Pemirsa, saya tiba-tiba teringat. Matinya Tuhan Yesus di kayu salib, tak lepas
dari api cemburu yang memuncak dibenak para Imam dan ahli-ahli taurat serta
orang Farisi pada waktu itu. Mereka cemburu
dengan popularitas Yesus yang makin lama makin dicintai orang-orang pada masa
itu, yang menyebabkan posisi mereka sebagai ahli-ahli dan pengetua-pengetua
agama mulai tersingkir. Begitu juga
dengan Herodes yang cemburu buta begitu mendengar seorang bakal raja telah
lahir di Betlehem. Akibatnya ratusan
anak-anak terbunuh hanya untuk melampiaskan kecemburuan karena takut disaingi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar.
(Pilih Profil Anonymos bila Anda tidak memiliki Blog)