I Kor 1:10: Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir
Sebagai seorang pelayan di salah satu gereja, ada hal yang cukup lama saya pendam bahkan menjadi pergumulan dalam batin. Beberapa kali saya merindukan sharing atau cerita dan diskusi empat mata atau lebih dengan Pendeta pimpinan atau gembala sidang kami. Tetapi rencana ini selalu terpending. Penyebabnya adalah saya takut Bpk Pendeta ini marah, atau menolak atau menganggap tidak penting ataupun terlebih dahulu negatif thingking. Ketepatan Bpk Pendeta ini termasuk tipe orang yang tertutup dan kurang lihai berkomunikasi dan beramah tamah dengan jemaat dan Hamba Tuhan lainnya. Jadilah kerinduan dan harapan-harapan yang membuncah di dada tertahan.
Sebagai seorang pelayan di salah satu gereja, ada hal yang cukup lama saya pendam bahkan menjadi pergumulan dalam batin. Beberapa kali saya merindukan sharing atau cerita dan diskusi empat mata atau lebih dengan Pendeta pimpinan atau gembala sidang kami. Tetapi rencana ini selalu terpending. Penyebabnya adalah saya takut Bpk Pendeta ini marah, atau menolak atau menganggap tidak penting ataupun terlebih dahulu negatif thingking. Ketepatan Bpk Pendeta ini termasuk tipe orang yang tertutup dan kurang lihai berkomunikasi dan beramah tamah dengan jemaat dan Hamba Tuhan lainnya. Jadilah kerinduan dan harapan-harapan yang membuncah di dada tertahan.
Singkat cerita dengan diboncengi rasa ragu dan sedikit takut, saya beranikan menghubungi Bpk Pendeta ini dan menawarkan
pertemuan santai alias ngopi-ngopi. Tak lupa saya mengajak teman yang lain yang dianggap bisa berbagi pengalaman pelayanan. Apa yang terjadi? Ternyata bukan hanya saya saja yang memendam banyak hal yang berkaitan dengan keinginan untuk memajukan pelayanan di gereja kami. Dengan haru Bpk Pendeta juga ternyata dari dulu merindukan hal-hal seperti ini. Hanya saja beliau melihat sepertinya tidak ada yang bisa diajak bicara dan diskusi untuk kemajuan pelayanan yang dipimpinnya.
Sudah bisa ditebak, selain keharuan yang terjadi lahir pula beberapa komitmen untuk bersama-sama bekerja memajukan pelayanan. Muncul pula ide-ide baru. Dan yang lebih penting: Keterbukaan ini telah bagaikan Embun Elia yang mencairkan suasanan hubungan yang kering, tertutup dan penuh kecurigaan selama ini. Muara pertemuan yang indah ini sudah jelas: Keterbukaan adalah Awal Dari Pemulihan. HALELUYA
Sudah bisa ditebak, selain keharuan yang terjadi lahir pula beberapa komitmen untuk bersama-sama bekerja memajukan pelayanan. Muncul pula ide-ide baru. Dan yang lebih penting: Keterbukaan ini telah bagaikan Embun Elia yang mencairkan suasanan hubungan yang kering, tertutup dan penuh kecurigaan selama ini. Muara pertemuan yang indah ini sudah jelas: Keterbukaan adalah Awal Dari Pemulihan. HALELUYA
Pemirsa...hehe. Keterbukaan itu Indah adanya. Terutama dalam pelayanan. Sebaliknya ketertutupan akan menjadi bibit kecurigaan di antara kita sesama pekerja di ladang Tuhan. Karena itu budayakanlah keterbukaan, upayakanlah sesering mungkin pertemuan-pertemuan dan diskusi sesama anak-anak Tuhan dan terutama sesama Hamba Tuhan. Dengan bertemu ,saya tahu yang dihati anda, dan anda tahu apa yang dihati saya. Anda jadi tahu yang saya
tidak suka, dan saya tahu apa yang anda tidak suka. Dengan demikian tidak ada lagi rasa saling curiga, tidak ada lagi persaingan, tidak ada lagi gosip, tidak ada lagi fitnah. Tetapi antara satu dengan yang lain sehati sepikir dan satu tujuan, bekerjasama dan saling tolong menolong.
Bukankah itu arti sesungguhnya dari PERSEKUTUAN???
HALELUYA
Haleluya...
BalasHapusSmoga smakin ada keterbukaan dalam pelayanan sehingga pelayanan ditengah2 Gereja smakin luar biasa ϑäή smakin diberkati.
Tks. Btw dengan siapakah ini? hehe
BalasHapus