Amsal 15:1
Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.
Pemirsa...., kali ini kita kembali ke menu Belajar Berkhotbah. Biar bagaimanapun setiap pengkhotbah akan senang bila khotbhanya direspon dengan baik, hangat serta antusias oleh seluruh jemaat yang mendengarkannya. Kadang kala kita sedikit jengkel bila jemaat tidak memperhatikan kita dan materi khotbah kita. Itu lumrah adanya.
Pada umumnya ketertarikan dan keantusiasan jemaat terhadap khotbah kita direspon dengan perkataan "amen", atau "haleluya" atau "puji Tuhan'. Ketika perkataan sorgawi ini cukup biasa menghiasi setiap ibadah khususnya di kalangan Pentakosta.
Rekans, sebagai pengkhotbah kita harus memahami bahwa ketiga respon di atas semestinya muncul adalah murni oleh karena jemaat memang tertarik, antusias, senang serta mengimani Firman Tuhan yang kita khotbahkan. Masalahnya adalah ada beberapa pengkhotbah telah merasa jengkel bahkan marah ketika khotbah mereka kurang direspon antusias oleh jemaat. Pengkhotbah yang marah ini biasanya akan berkata: Kok sedikit sekali Haleluyanya? Apa tidak ada lagi orang disini? Kenapa tidak tunduk kepada Firman Tuhan?
Pernyataan yang kasar bukan? Rekans, Ayat di atas mengingatkan kita bahwa perkataan yang pedas bisa membangkitkan marah. Bila seorang pengkhotbah memaksa jemaatnya harus selalu merespon dengan amin atau haleluya atau perkataan laiinya maka pertama jemaat akan merasa terpaksa. Dan yang namanya terpaksa tentu tidak akan menyenangkan
nama Tuhan. Yang kedua si pngkhotbah sudah dicap sebagai pemarah sekaligus gila hormat. Hampir pasti perkataan-perkataan pedas dari pengkhotbah yang begitu akan membekas lama di hati pendengarnya, dan oleh karenanya pula mereka tidak akan tertarik lagi mendengar si pengkhotbah dan khotbahnya.
nama Tuhan. Yang kedua si pngkhotbah sudah dicap sebagai pemarah sekaligus gila hormat. Hampir pasti perkataan-perkataan pedas dari pengkhotbah yang begitu akan membekas lama di hati pendengarnya, dan oleh karenanya pula mereka tidak akan tertarik lagi mendengar si pengkhotbah dan khotbahnya.
Rekans pengkhotbah, bila respon jemaat mulai berkurang terhadap khotbah kita yang pertama harus kita lakukan adalah koreksi diri sendiri. Apakah materi khotbah kita bagus, berbobot, berkuasa, menarik dan apakah gaya penyampaian kita menarik atau sebaliknya membosankan. Jangan serta merta menyalahkan dan memarahi jemaat. Nanti aminnya terpaksa, datangnya pun terpaksa, membagi berkat pun jadi terpaksa.
Tuhan Memberkati... Haleluya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar.
(Pilih Profil Anonymos bila Anda tidak memiliki Blog)