Roma 12:11
Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala z dan layanilah Tuhan.
Pemirsa…., Coba anda amati, jika dalam satu persekutuan didapati du kali ibadah tengah minggu. Sekali di rumah jemaat dan sekali lagi di gereja. Ada perbedaan mencolok antara kedua ibadah berbeda tempat ini. Bila ibadahnya dilakukan dirumah, kehadiran jemaat lebih banyak dan sebaliknya bila dilakukan di gereja maka yang hadir lebih sedikit?
Pemirsa…., Coba anda amati, jika dalam satu persekutuan didapati du kali ibadah tengah minggu. Sekali di rumah jemaat dan sekali lagi di gereja. Ada perbedaan mencolok antara kedua ibadah berbeda tempat ini. Bila ibadahnya dilakukan dirumah, kehadiran jemaat lebih banyak dan sebaliknya bila dilakukan di gereja maka yang hadir lebih sedikit?
Penasaran dengan fakta ini, saya mencoba
mencari sebab musababnya. Saat bertanya
kepada beberapa jemaat mengapa mereka lebih rajin bila ibadah di rumah jemaat,
jawaban mereka bermuasa pada dua hal: Pertama menghormati tuan rumah supaya
bila kelak ibadah di rumah kita mereka akan datang. Jawaban kedua dan menggelitik adalah bila
ibadah di rumah jemaat hamper pasti dapat makan dan minum minimal snack.
Alam pikir saya pun terbang ke memoar masa lampau kala masih anak
Sekolah Minggu di kampung. Bila gereja
tempat saya beribadah dulu mengadakan Kebaktian Malam di rumah jemaat, kami
selalu ikut meramaikan meski tempatnya jauh sekalipun. Sebab sehabis ibadah pasti akan disuguhi
Lappet. Kala itu memang hampir setiap
jemaat memilih Lappet sebagai makanan sehabis ibadah malam. Entah apa sebabnya daku juga tidak tahu. Yang jelas, karena teringat dengan makanan
empuk yang satu ini, saya telah menjadikannya label begi kelas iman orang-orang
tertentu alias IMAN LAPPET.
Rekan-rekans.. Sebagai umat Tuhan yang telah dewasa umur dan pengalaman pelayanan, tidak semestinya lagi kita berada di zona Iman Lappet. Kesetiaan kita beribadah dimanapun dan kapanpun semestinya
tidak lagi sipengaruhi oleh hal-hal duniawi seperti ada tidaknya makanan dan minuman, atau jarak tempuh tempat ibadah dan lain-lain. Seharusnya kita malu karena begitu kentara dilihat oleh Hamba Tuhan atau jemaat lainnya telah memilih rajin beribadah saat kemungkinan dapat makan/snack dan sebaliknya malas beribadah saat diselenggarakan di dalam gereja. Sinyal malunya dikuatkan dong, hehe.
Tinggalkan Iman Lappet, tetapi miliki Iman
karena Firman Tuhan. Kalau mau makan
Lappet beli saja sama Tukang Lappet Boru Sihombing, hehe.
Tuhan Memberkati.
Haleluya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar.
(Pilih Profil Anonymos bila Anda tidak memiliki Blog)