Mazmur 57:8
Hatiku siap, Ya Allah, hatiku siap; Aku mau menyanyi, aku mau bermazmur
Pemirsa, tadi malam dalam ibadah tengah minggu (03 September 2013) di rumah seorang jemaat bermarga Tampubolon/Br Manalu, kami kecipratan berkat dengan kedatangan seorang Pendeta yang berasal dari sidang lain. Yaitu Pendeta L Pardede dari sidang Mabar. (Kenapa kecipratan karena beliau ini adalah seorang Pendeta yang polos lagi baik dan tulus, besok saya akan bicara KETULUSAN YANG MENGGETARKAN, sabar ya, hehe). Ada yang menarik dari penampilan beliau. Yaitu meski ibadahnya adalah ibadah di rumah-rumah, beliau datang dengan sangat rapi, lengkap jas dan dasi sebagaimana dalam ibadha minggu raya. Saya pun teringat bahwa memang di sidang mereka, hal itu dibiasakan (karena saya sudah pernah dua kali disana melayani dalam ibadah tengah minggu). Dalam setiap ibadah,
seluruh Hamba Tuhan disepakati supaya berpakaian rapi dan berdasi. Hal ini berlaku baik bagi yang bertugas saat ibadah maupun tidak.
seluruh Hamba Tuhan disepakati supaya berpakaian rapi dan berdasi. Hal ini berlaku baik bagi yang bertugas saat ibadah maupun tidak.
Hal ini pun menyetir memoar saya ke sidang Rantoprapat yang mana saya juga pernah ikut dalam ibadah tengah minggu di rumah jemaat. Persis seperti di Sidang Mabar ini, setiap hamba Tuhan baik yang bertugas maupun tidak juga disepakati mengenakan pakain rapi dan minimal berdasi. Malah hampir semua megenakan jas. LUAR BIASA.
Rekans, saya sendiri tidak menganggap hal ini sebagai sesuatu yang harus ditiru. Atau saya tidak akan mencoba mengatakan kalau tidak demikian lalu salah. Apa yang saya lihat dari kebiasaan dan kesepatakan mereka adalah pertama bahwa untuk datang beribadah dan menghadap Tuhan sang Raja segala Raja mereka benar-benar datang dengan sikap hormat. Kesan yang kedua adalah bahwa mereka benar-benar mempersiapkan diri untuk datang beribadah dan melayani Tuhan. Sebab memilih dan mengenakan jas juga tidak secepat kilat dan asal comot bukan? Belum lagi pasang dasi, keserasian warna pakaian dan lain-lain.
Rekans, Ayat di atas mencoba meberitahu kita bahwa setiap orang yang ingin datang kepada Tuhan, bernyanyi dan bermazmur haruslah dengan hati yang siap. Apalagi kalau kita sudah ditetapkan menjadi petugas. Bidang pelayanan apa pun itu, persiapan yang baik akan menghasilkan pelayanan yang baik. Persiapan yang terutama tentulah DOA. Siapa saja yang sudah ditetapkan menjadi pelayan dan bidang apapun itu dalam sebuah ibadah, haruslah berdoa sebelum bertugas. Selain itu perlu latihan persiapan mislanya khotbah, pujian dan musik.
Bila kita datang kepada Tuhan dengan hormat dan hati yang sudah siap, maka hadirat-Nya akan melanda ibadah kita dan suasana sorga turun atas kita, dan kita akan merasakan atmosfir ibadah yang berbeda dari yang biasanya.
Tuhan Memberkati,
HALELUYA............