vascript'/>
"..Amazing Grace..": Kut'rima Janji Allah dari Kaum Yehuda

Rabu, September 16, 2020

4 Hal tentang anak bungsu yang hilang

Luk 15:


11. Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.

12. Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku.  Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. 

13 Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. 

14. Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. 

15. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.

16 Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya.

17 Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.

 

Pemirsa, ketika mempelajari dan memperdalam kisah perumpamaan tentang anak bungsu yang hilang ini, saya menemukan setidaknya 3 (tiga) yang menjadi pelajaran penting bagi kita.

 

1.  Keputusan Prematur

Apa yang dilakukan oleh si anak bungsu yang hilang merupakan tindakan yang gegaba nan terburu-buru, atau sering disebut dengan istilah prematur. Kenapa, karena dia masih muda tetapi cepat-cepat meminta warisan yang menjadi haknya dari bapanya. Sedangkan abangnya sendiri, yang tentunya lebih tua darinya tidak melakukan hal yang sama.

 

Akibatnya sudah bisa kita lihat dengan jelas. Kehidupannya menjadi melarat dari seorang anak menjadi sedikit berada di bawah derajat pinahan alias babi (Ayat 16). Kenapa saya katakan sedikit dibawah derajat babi, karena saat dia hendak makan makanan babi, tidak ada yang memberikannya.

 

2. Tidak menghargai warisan

Hal yang umum terjadi, jika sesuatu kita dapatkan dengan begitu mudah umumnya kita kurang menghargai. Hal yang sama yang dilakukan oleh anak bungsu ini. Barangkali warisan yang didapatnya lumayan banyak, sementara dia masih muda dan belum ada tanggungan.

Kita lihat di Ayat (13) dan (14), warisan yang dia dapat dengan mudah itu, dengan mudah pula dia habiskan dan foya-foyakan di negeri orang. Ini bagaikana orang kaya kampung yang merantau ke kota, sok kaya dan menghabiskan uangnya dengan mengikuti gaya hidup metropolitan.

Anak bungsu ini boros, tetapi tidak produktif. Dia hanya menghabiskan harta warisannya tanpa bekerja untuk kebutuhan hari esok.

 

3. Kehilangan Persekutuan

Pelajaran ketiga adalah bahwa si anak ini kehilangan persekutuan. Sebabnya adalah dia meninggalkan bapa, abang dan keluarganya yang lain. Karena di Ayat (13) disebutkan di pergi ke tempat yang JAUH, ke negeri orang. Dia kehilangan kontak dengan keluarganya. Dia tidak lagi memiliki tempat curhat, tempat bersandar dan mengadukan nasib malang yang dialamanya.  Berbeda dengan ketika dia bersama dengan keluarga, susah dan senang ada keluarga yang menjadi tempat bertukar pikiran, tolong menolong.

Pemirsa, jangan tinggalkan persekutuan baik keluarga terutama persekutuan dengan Tuhan. Supaya hidup kita aman, nyaman, tenang dan memiliki teman bersandar, bertukar pikiran dan memohon berkat.

 

4. Untung sadar

Ayat (17) disebutkan, bahwa akhirnya dia tiba pada satu fase yang disebut dengan sadar. Untunglah dia sadar. Kesadaran pertama adalah bahwa dia sadar telah salah langkah. Ada banyak orang yang tidak sadar langkahnya telah salah. Yang begini tentunya tidak akan berpikir untuk berubah atau bangkit, karena dia pikir langkahnya masih benar.

Kesadaran kedua adalah bahwa langkah terbaik yang ditempuh adalah KEMBALI KEPADA BAPA dan bukan melangkah ke arah lain yang bisa berakibat lebih buruk. Ada banyak orang yang sadar telah salah langkah, tetapi bangkit dan melangkah ke arah yang salah.

Anak ini memilih kembali kepada bapanya, dan itu adalah kesadaran yang benar. Karena di sana (rumah bapa) ada banyak makanan, ada pekerjaan, ada persekutuan dan sebagainya.

Hasilnya? Dia bukan saja diterima kembali oleh bapanya, malah disambut dengan PESTA BESAR, disediakan pakaian yang terbaik dan dipotong lembu yang tambun.

Saat kita salah langkah, jangan lupa SADAR, lalu bangkit dan kembali ke jalan Bapa. Haleluya

Tuhan Memberkati

#AG

Baca Juga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar.
(Pilih Profil Anonymos bila Anda tidak memiliki Blog)