(Sebuah perspektif dan refleksi atas meninggalnya sahabat kami Rafles Tito Sagala, S.Pd)
Mati dan hidup sesungguh-sungguhnya ada di dalam Tuhan. Dan tidak ada yang bisa membantah statement teologis tersebut dan tak perlu menyita waktu dan pikiran untuk memperdebatkan ini ataupun melakukan research untuk menguji kesejatian dari pemahaman ini Iman dan pemahaman kristiani yang menjadikan Alkitab sebagai “jaminan” atas keyakinan itu tidak perlu lagi diragukan. Saya pun tak perlu lagi mencari referensi untuk meyakinkan pembaca atas kebenaran kalimat ini. Karena jangan-jangan pembaca malah lebih dalam mengerti akan pernyataan ini. Jadi adalah kebenaran: Mati dan Hidup ada ditangan Tuhan.
Namum bagaimana cara Tuhan untuk “mengakhiri”
masa tugas seseorang ciptaan dan milikNya di dunia dan alam jagad raya yang fana ini? Dan bagaimana pula respon dan sikap kita ketika dalam alam realitas menyaksikan beragam cara Tuhan untuk memanggil dan mengakhiri hidup manusia dari dunia ini? Dan sedalam mana pula kita memahami arti sebuah kematian? Sehingga ketika sebuah cara Tuhan yang kita anggap (paling tidak) tidak adil memanggil seorang sahabat atau keluarga atau teman dekat, kita bias melihat secara jernih akan makna dari kematian ini.
Kenapa harus begini, kenapa harus tabrakan Tuhan…………., Dia baik Tuhan…………, kami mengasihinya Tuhan…………….,, Masih banyak tugas dan pelanyannya yang belum selesai Tuhan,,,,,,,,,,,,,,, Dia anak paling bungsu Tuhan……….., Kenapa tidak saya yang duluan Tuhan……………,,,Tuhan tidak adil,,,,,,,,, Alusi jo au bapakkuuuuuuuuuuuuuuu(oleh sang bunda) dan berbagai kalimat lain nyaris sepanjang hari meraung-raung di dalam rumah Alm sahabat kami Rafles Tito Sagala, S.Pd ketika kami melayat kerumah duka pada 4-5 September di daerah Aek kanopan-Labuhan Batu. Silih berganti dan sambung menyambung ungkapan rasa duka itu diucapkan.
Bila saya mencoba mengambil sebuah kesimpulan, bahwa hamper semua pelayat mengekspresikan kebingunganya: Tuhan, kenapa harus sesadis ini (tabrakan) Engkau mengakhiri hidup seorang yang baik dan berkenan dihatimu. Kenapa tidak lebih terhormat.
Benarlah, Tuhan itu Adil
Sahabat-sahabat pembaca, Saya pun adalah seorang yang sangat kehilangan akan sahabat kita ini. Dan saya juga turut menangis tersedu-sedu dalam kesedihan yang amat dalam atas kepergian sahabat ini. Hanya saja saya mengatakan, bahwa saya mencoba memberikan pemahaman akan kesepakatan kita dalam menyikapi dan meyakini bahwa BERAGAM CARA TUHAN untuk memanggil anak-anakNya.
Lebih ekstrim saya harus mengatakan, bahwa Tuhan sangat adil dalam kejadian ini. Karena kalau kita kembali kebelakang pada waktu kejadian. Ketiak sahabat kita ini mencoba melewati sebuah bus darisebelah kanan, ternyata sudah ada beca di depan membawa kayu broti dengan kecepatan tinggi, lalu BRUAAAKKK.. Sahabat kita ini meninggal seketika di tempat. Dandalam waktu yang sekejap itu, dijamin dia tidak merasakan apa-apa lagi dan tidak sadar.
Maka jadilah sahabt ini MATI tanpa RASA SAKIT yang dialami dalam proses kematian. Terpujilah Tuhan yang maha adil, seorang sahabat kami, seorang pelayan Tuhan yang sejati, seorang teladan telah berangkat ke Sorga tanpa ada RASA SAKIT yang dialaminya menjelang kematiannya. Bedakan jika dia harus meninggal dengan cara lain, misalnya mati olehkarena seuah penyakit, maka dia harus bergelut dulu lama dan harus menahan rasa sakit dulu terutama menjelang detik-detik kematiannya. Itu pasti sangat menyakitkan.. dan Tuhan tidak mau, anakNya yang satu ini dipanggil dengan terlebih dahulu mengalami Kesakitan dalam hari-harinya.
Sekali lagi, Tuhan malah sangat adil memanggil sahabat kita dengan cara yang demikian!!!
Akhirnya dan terkahir kalinya: Selamat jalan Ke rumah Bapa di Sorga buat sahabtku Rafles Tito Sagala, S.Pd. Kau akan tetap kami kenang sampai akhir khayat kami…. Selamat Jalan Ketua!!!
semoga arwah sang sahabat damai di sisi Tuhan
BalasHapusamin
Semoga saja kawan.........
BalasHapusitulah adanya kita sebagai manusia,kita gk tau kapan, dimana, seperti apa kita matinya...
BalasHapusdan itulah kemahakuasaan TUHAN itu...
Yang jelas segala sesuatu yg Dia perbuat adalah yg terbaik untuk anak-anakNya...
Selamat Jalan buat temannya Lae...
BalasHapusSemangat terus, dang adong na layak mandok "Dang Adil Tuhan i..!"
Horas. :D
Anonymous: Benar, dan kiranya kita memahami betul makna kematian..
BalasHapusBandit,,, Benar. DIJAMIN, Tuhan selalu adil dalam bertindak...
BalasHapusSelamat Jalan buat temennya ya Bang
BalasHapussemoga amal dan budi baiknya mendapatkan tempat terbaik disisi Tuhan. Amien
Thanks itik..
BalasHapus