"...Dari simpang 4 (empat) amplas, terus naik angkot rajawali, turun di gang Indah. Jaraknya kira2 4-5 km...", demikian isi short message service (sms) dari rekan sepelayanan, Sekum Biro Pemuda Medan...ketika saya tanya dimana alamat lengkap GPI sidang Amplas (Gereja yang dirancang berbintang 5 di masa depan, sesuai kesaksian Bpk Pdt A Simanjuntak BA, selaku Gembala sidang setempat), tempatnya ibadah bulanan Biro Pemuda Medan pada tanggal 8 Maret 2009.
Tidak perlu menunggu lama,
si Rajawali sudah melirik saya dan berharap saya menjadi "sewa"nya.. maklum perutnya masih kosong dan tampak kelaparan karena dari tadi baru 4 orang peminatnya yang akan merogoh gocek 2 500 per orangnya..bila nanti sudah sampai ditujuan masing-masing.
Si supir..segera saja mengeluarkan jurusnya,,membujuk para penunggu angkot...dan membuat saya terkejut karena terdengar suara mirip ibu2...Ayo...ayo..ito!!! Ha???? ga salah dengar aku??? Ko manggil ito....Oups...ternyata supirnya seorang ibu orang batak berjilbab..
Jujur ini pertama kali saya melihat seorang ibu menjadi supir angkot di Medan...
Pinggir bang..eh..eh bu...saya bilang ketika gang indah sudah menunjukan batang hidungnya pertanda saya akan segera sampai di GPI sid Amplas yang dituju. Santabi da ito,,,,demikian kalimat sang wonderwomen sambil mengembalikan kebalian ongkos saya dengan tangan kirinya...
kuat bener ibu ini ya
BalasHapusfoto yg diatas keknya lagi nyupir bus tuh??
BalasHapuswkwkwk
Thanks dah mampir! salam kenal kembali. untuk daftar di http://www.eblogtalk.com/2008/09/google-adsense-easiest-money-to-make.html
BalasHapusDi Eropa, perempuang menyetir adalah hal BIASA, dan mrk tdk dianggap wanita luar biasa, kita akan melihat mereka menjadi supir taxi, supir truk, supir bis dan supir/masinis kereta api, bahkan traktor, semua sudah lihat dgn mata kepala sendiri...hehehehe. Semua itu kan tergantung capability dan background yang cukup. Memang di INI MEDAN BUNG, hal-hal spt itu, bila seorang ibu jadi supir angkot bahkan kenek sebagian orang menganggap iba...
BalasHapusWah...iya pula ya.. Satu sisi kita sedih kalau keputusan seorang ibu menjadi supir adalah faktor ekonomi..
BalasHapusTapi tidak meuup kemungkinan hal itu akanmenjadi budaya..seperti di kampun baru bpk St Asin
kalo dipalembang ada ibu-ibu yang jadi kernetnya atau kondekturnya...
BalasHapushehehehe
Oh gtu ya,, Eh rupa2nya..di medan pun sudah ada sebelumnya.. Hanya saja belum pernah saya lihat...Thanks to Galih
BalasHapuskapan busway ada di medan?
BalasHapuskaya foto busway .. bukan rajawali..