Sebelumnya saya minta maaf kepada Bapak/Ibu/sdra/i yang berasal dari Simalungun ataupun bermarga Simalungun. Karena tulisan saya saat ini menyangkut suatu komunitas aneh dari daerah Simalungun...Saya memang suka mengembangkan kalimat-kalimat ataupun statemen dari manapun berasal yang saya pikir unik dan menarik untuk disimak dan dianalisa lebih dalam.
Berawal ketika kami ibadah malam di rumah jemaat kami bermarga pasaribu yang mana di akhir ibadah kami disuguhi "Lappet" seperti tulisan saya sebelumnya. Waktu itu Pendeta kami dalam khotbahnya sedikit bernostalgia tentang pengalaman mereka KKR di daerah Simalungun.. Singkat cerita bahwa di sana mereka terkejut dan sekaligus "mempersiapkan diri" karena mendengar bahwa disana ada satu komunitas dukun yang menamakannya "PARDASI", singkatan dari " PARSADAAN DATU SIMALUNGUN".
Ha..ha..., sedikit menggelitik...Tapi "marsisir imbulu" mendengarnya..Maklum..mendengar kata Dukun ini...langsung teringat film-film indosiar yang menurut saya telah dimanifestasi oleh kuasa Iblis... Kalau boleh jujur..waktu itu saya jadi kurang konsen mendengar kelanjutan khotbah pendeta kami..Gimanalah..pikiran saya pun dah jauh2 menerawang sampai-sampai ke
si "Ponari" yang saat itu lagi rame-rame nya diperbincangkan orang....
Aneh...sungguh aneh...tapi nyata...Fenomena Ponari dan menjamurnya perdukunan supranatural yang bahkan sudah membentuk komunitasnya sungguh sedih untuk diterima. Masyarakat sudah memilih jalan yang instan untuk mendapatkan kesembuhan misalnya. Ini tentu berdampak negatif pada pertumbuhan keyakinan agama mana pun...
Tapi ini mungkin bisa menjadi referensi kepada pemerintah kita khususnya Departemen kesehatan. sangat mungkin bahwa ketidak puasan publik pada kebijakan pemerinta tentang kesehatan masyarakat, menjadi alasan orang untuk memilih "jalan dukun" sebagai alternatif untuk mendapatkan kesembuhan dari penyakit. Ini khususnya kepada masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah. Kalau orang-orang berduit, masih bisa "jajan" ke negeri tetangga kalau merasa di negeri sendiri tidak dilayani dengan memuaskan.
Tapi dua-dua nya tetap menjadi bencana bagi Rakyat indonesia, bila kebijakan pemerintah tidak berubah untuk memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat Indonesia....
Oh..PARDASI.....Hei PONARI..., kacian rakyat Indonesia ya.....
hehe....Ponari Sweat...
BalasHapusYap...dah beredar di blog.
Kreatif ya...
yang penting pertamax dulu... baca ntar
BalasHapusiyah kasiah deh
BalasHapuskasihan buat kita semuwa...
BalasHapushidup di negeri sendiri secara harus mandiri tanpa perlindungan...
Yah inilah dulu Idonesia Rayaku merdeka. Thaks to BRI net, Suryaden, dan Bendol
BalasHapusbangga aja deh dengan indonesia...
BalasHapuskan jarang dan mungkin tidak ada di negara2 lain yang kayak gituan (ponari)
Mungkin sama ponarinya boleh bangga bro...Tapi sama Pemerintah kita..dan mental masyarakat kita??
BalasHapussbenernya, klo ngliat niat Pemerintah tuk perbaikan n pningkatan derajat kesehatan masyarakat, dah cukup lumayan
BalasHapuscuman realisasi oleh aparat plaksananya lae....
Kalo kita lihat memang "USAHA" itu sudah lumayanlah lae... Kita doakan semua elemen boleh mendukung
BalasHapusMenurut saya pada tingkat implementasi di bawahnya sudah gak sesuai dengan tujuan yang ditingkat atas
BalasHapusBoleh dibilang begitu lah lae...thanks
BalasHapusSekarang semakin banyak dukun di negeri ini :D
BalasHapusmasalah sakit penyakit yaaaaa serahkan aj ama TUHAN YESUS.kan kita di minta tuk percaya...kok susah2 ke dukun..
BalasHapusAMin.......
BalasHapus