Waktu itu saya masih kelas 5 SD dan masih tinggal di Sanggar tentunya. Seperti biasa setiap malam kami akan segera menikmati makan malam bersama. Hanya saja kali berbeda dari biasanya. Kebetulan bapak dan 2 orang adek saya tidak bersama-sama dgn kami karena ada pesta di kampung seberang.
Mangan ma hita.
Mangan ma hita.
..(mari kita makan), kata mama sambil menyendoki nasi ke piring. Tentu saja kami segera membentuk formasi lingkaran sebagaimana kebiasaan kami setiap kali makan bersama. Dan terus terang waktu itu kami semua sudah dalam kondisi sangat lapar dab haus. Maklum, seharian kerja mangombak balik di ladang..
Akan tetapi saya perhatikan,, ko jatah nasi kami dikit2 banget. Saya coba intip ke hudon (periuk) ternyata memang sudah kosong melompong. Saya pun merepet-merepet dalam hati.. Udah tahu lapar ko cuma masak dikit sih??? Ap karena beras kami dah habis ya>??? mungkin juga ya,,, huuh,,huuh.. Tapi alasan apa pun itu, sayatetap tidak bisa terima,,,!
Tibalah saatnya berdoa.."Martangiang ma hita", kata mama. Kamipun masing2 memejamkan mata..
Tiba-tiba....!
Entah darimana berasal,, tiba-tiba saya berkata... " Ai tangiangan do Indahan nasa on??" (bah Indo: Untuk apa didoakan nasi yang sedikit ini?) sembari melemparkan piring saya sampai nasinya hampir tumpah...!
Sontak membuat mereka semua terkejut.. Apalagi mama saya,,! Sementara abang dan aedk2 saya tertawa terbahak-bahak. Mama pun bingung, tidak tahu mau berbuat apa dan akhirnya jadi ikut tertawa bersama sama cukup lama dan sepuasnya, ha,,,ha,,ha,,,
Dalam kondisi ini,tentu sudah sulit bagi mama untuk mengajak kami berdoa kembali. Takutnya pas berdoa rasa geli tak tertahankan pula, bisa2 di tengah doa,kami ketawa kembali...! Akhirnya kami harus menunggu hampir setengah jam sampai kami benar2 siap untuk berdoa kembali..
Huh,, jadilah kami melewati "prosesi Doa makan" hampir satu jam hanya untuk nasi yang tidak seberapa itu...
Yah namanya juga pengalaman,, ada suka dan dukanya.ada senang dan sedihnya....
Akan tetapi kami tetap bersyukur kepada Tuhan kita Yesus Kristus.
Haleluya....!
Salam
Laston M Nainggolan
Akan tetapi saya perhatikan,, ko jatah nasi kami dikit2 banget. Saya coba intip ke hudon (periuk) ternyata memang sudah kosong melompong. Saya pun merepet-merepet dalam hati.. Udah tahu lapar ko cuma masak dikit sih??? Ap karena beras kami dah habis ya>??? mungkin juga ya,,, huuh,,huuh.. Tapi alasan apa pun itu, sayatetap tidak bisa terima,,,!
Tibalah saatnya berdoa.."Martangiang ma hita", kata mama. Kamipun masing2 memejamkan mata..
Tiba-tiba....!
Entah darimana berasal,, tiba-tiba saya berkata... " Ai tangiangan do Indahan nasa on??" (bah Indo: Untuk apa didoakan nasi yang sedikit ini?) sembari melemparkan piring saya sampai nasinya hampir tumpah...!
Sontak membuat mereka semua terkejut.. Apalagi mama saya,,! Sementara abang dan aedk2 saya tertawa terbahak-bahak. Mama pun bingung, tidak tahu mau berbuat apa dan akhirnya jadi ikut tertawa bersama sama cukup lama dan sepuasnya, ha,,,ha,,ha,,,
Dalam kondisi ini,tentu sudah sulit bagi mama untuk mengajak kami berdoa kembali. Takutnya pas berdoa rasa geli tak tertahankan pula, bisa2 di tengah doa,kami ketawa kembali...! Akhirnya kami harus menunggu hampir setengah jam sampai kami benar2 siap untuk berdoa kembali..
Huh,, jadilah kami melewati "prosesi Doa makan" hampir satu jam hanya untuk nasi yang tidak seberapa itu...
Yah namanya juga pengalaman,, ada suka dan dukanya.ada senang dan sedihnya....
Akan tetapi kami tetap bersyukur kepada Tuhan kita Yesus Kristus.
Haleluya....!
Salam
Laston M Nainggolan
Ton, Hidup ini memang sering melihat dengan kacamata jasmani, tentang kuantitas dan kwalitas (pada waktu anak-anak kan?). Demikian juga orang yang masih anak-anak dalam rohani alisa belum dewasa rohani. Melihat segala sesuatu dengan persepsi sendiri, tidak dengan cara pandang Tuhan. Kalo kita melihat dengan iman, seperti Gehasi, wah.......... luar biasa campur tangan Tuhan melebihi kwantitas dan kwalitas yang dilihat mata kepala sendiri.
BalasHapusLucu juga pengalamanmu, ton.
V.A
Parapat
Benar pak... Kalau kita ingat2 pengalaman kita dulu, sungguh Tuhan itu Luar Biasa.. Trims atas pesannya pak.. Haleluya..!
BalasHapus