Roma 5:3-5
Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,
dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Pemirsa, di gereja kami ada seorang ibu yang nyaris setiap saat selalu mendapat tantangan, halangan, tekanan bahkan intimidasi dari suaminya bila berurusan dengan gereja. Saat
berangkat ke gereja selalu ditekan, diejek dan sepulang gereja dimarahi dan diintimidasi. Hal ini saya ketahui sebab setiap ada ada ruang kesaksian dalam ibadah, ibu ini selalu memberi kesaksian dengan berurai airmata.
berangkat ke gereja selalu ditekan, diejek dan sepulang gereja dimarahi dan diintimidasi. Hal ini saya ketahui sebab setiap ada ada ruang kesaksian dalam ibadah, ibu ini selalu memberi kesaksian dengan berurai airmata.
Ibu ini awalnya bukanlah jemaat yang begitu taat beribadah, tetapi perlakuan dan sifat sang suami tercinta yang kurang asam yang telah menghadirkan derita dan sengsara dalam hidupnya telah menjadikannya tekun mencari Tuhan, tekun berdoa, tekun belajar Alkitab dan menggantungkan harapannya sepenuhnya kepada Tuhan.
Saya meyakini, seadainya hidup ibu ini manis dan mulus saja dalam keluarga terutama dengan suami, maka penyerahan diri, doa dan ketekunannya tidak akan sampai sehebat yang sekarang. Kesengsaraan yang terjadi telah "memaksa" ibu ini menjadi orang setiap hari memanggil nama Tuhan dan menangis mengadukan setiap persoalan berat yang dialaminya. Sekali lagi, tepat seperti Ayat 3 di atas: Kesengsaraan itu telah membentuk ketekunan dalam diri ibu ini.
Buah ketekunan akan membentuk setiap orang menjadi orang yang tahan uji. Orang yang tahan uji adalah orang yang telah terbiasa menghadapi masalah dan menang terhadapnya. Seseorang yang yang selama ini aman-aman saja dan tiba-tiba dirimpa maslaah bisa jatuh tergeletak. Tetapi bila seseorang telah terbiasa menghadapi masasalah, dan dikemudian
hari muncul masalah yang lebih berat sekalipun dia tidak akan panik karena dia telah terbiasa selama ini, alias Tahan Uji.
hari muncul masalah yang lebih berat sekalipun dia tidak akan panik karena dia telah terbiasa selama ini, alias Tahan Uji.
Orang yang telah tahan uji, itulah yang memeiliki pengharapan. Dan karena pengharapan pula sehingga berusaha bertahan dalam setiap ujian yang dkita hadapi. Karena kita telah melihat secara samar-samar bahwa ada pengharapan yang tidak mengecewakan sehingga bertahan terus dalam iman dan pengikutan kepada Tuhan. Kalau tidak ada pengharapan, untuk apa pula kita susah-sudah mengikut Tuhan, berjuang dalam iman, menahan derita dan intimidasi demi bisa beribadah?
Pengharapan kita tidak mengecewakan. Pengharapan itu adalah Kehidupan yang kekal bersama Kekasih Jiwa kita Tuhan Yesus Kristus di Sorga kelak dalam ruang dan waktu yang tidak terbatas alias sampai selamanya. Di sana tidak akan ada lagi air mata, tidak ada lagi kematian, tidak ada lagi penyakit, tidak ada lagi kuasa iblis yang mengintimidasi. Oh haleluya, kesana, ke Jerusalem baru. Itulah Harapanku.
Rekan, sebagai penutup mari kita nyanyikan pujian berisi pengharapan pasti ini:
Satu kota tanpa malam, di Jerusalem Baru
Di rumah Bapa maha mulia
Rekan, sebagai penutup mari kita nyanyikan pujian berisi pengharapan pasti ini:
Satu kota tanpa malam, di Jerusalem Baru
Di rumah Bapa maha mulia
Aku rindu kesana, bersama Yesus Tuhanku
Aku rindu kesana bersama Dia
Reff:
Inilah harapanku, Tujuan hidupku
dalam hidupku..
Ingin bertemu, dengan Tuhanku
Raja damai, raja damai dalam hidupku.
Tuhan Memberkati. HALELUYA!!!!
Reff:
Inilah harapanku, Tujuan hidupku
dalam hidupku..
Ingin bertemu, dengan Tuhanku
Raja damai, raja damai dalam hidupku.
Tuhan Memberkati. HALELUYA!!!!