Kolose 2:3
sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan
sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan
Pemirsa....
Satu harian kemarin saya sangat sibuk, bila tak hiperbolis saya katakan super sibuk. Sehingga serasa tak punya waktu untuk merenung sejenak guna dapat inspirasi dari hembusan angin sepoi, hehe. Maksud saya dari Roh Kudus. Sementara sudah komitmen minggu lalu bahwa "rumah mungil" ini akan saya isi setiap hari satu tulisan. Jujur saja saya sempat berpikir untuk mencontek salah satu renungan harian dari "rumah" lain. Syukur niat itu urung dilakukan, sebab itu namanya plagiat. Dan saya adalah anti plagiat alias mencontek karya orang lain.
Rekan-rekans, Kali ini kita ke menu "belajar berkhotbah". Suatu waktu saya mendengar seorang pengkhotbah "besar" dengan lantang berkata: Kalau berkhotbah, Anda Jangan jadi Monyet atau Bodat. Kenapa dengan Monyet atau Bodat? Sebab monyet atau Bodat suka meniru-niru kita persis seperti gaya dan gerakan kita. Pernyataan beliau ini benar, karena kala masih dikampung dan sering melihat monyet, memang jenis yang satu ini suka meniru gerakan-gerakan kita. Bodat juga demikian.
Rekan-rekans, saya tertarik sekali dengan topik peniru-niru ini dalam hal berkhotbah. Faktanya memang sadar atau tidak sadar beberapa pengkhotbah telah menjadi tukang plagiat atau tukang niru-niru gaya dan materi khotbah orang lain. Saya sudah mendengar itu, mulai dari keras lembut suara, intonasinya, bumbu-bumbunya dan yang paling menyedihkan hehe materinya pun sama persis. Kata pengkhotbah di atas, mereka ini adalah "monyet" dalam hal berkhotbah.
Meniru-niru orang lain berbeda dengan belajar dari orang lain. Tidak ada yang salah bila kita belajar dari khotbah orang lain. Tetapi semestinyalah kita bijaksana untuk mengambil hal yang penting saja dari seorang pengkhotbah dan jangan bermimpi bakal sama persis seperti dia. Barang kali seseorang itu adalah idola kita, tetapi jangan berpikir untuk
menjadi orang tersebut. Itu tidak mungkin. Atau sebetulnya bisa saja kita kutip sesuatu pernyataan populer dari idola kita, tetapi saat menyatakan ulang kepada jemaat, kita beritahu bahwa hal itu kita dapat dari Pdt X atau Pdt Y.
Bahaya dari plagiat ini adalah pertama, besar kemungkinan kita tidak "satu roh" dengan khotbah yang kita bawakan sebab merupakan contekan dari pengkhotbah lain. Kedua, bahwa bisa saja contekan ini sudah pernah juga di dengar oleh jemaat dan akan ketahuan bahwa kita meniru-niru. Yang ketiga, bisa saja pengkhotbah yang lain juga mencontek hal yang sama dan saat ada kesempatan berkhotbah kepada jemaat dengan materi yang sama maka jemaat akan bingung. Siapa yang mencontek siapa? hehe.
Karena itu, bagi para pengkhotbah silahkan beajar dari orang lain, tetapi jangan berlagak ingin sama seperti orang lain, sebab kita bukan "monyet" tetapi orang-orang yang cerdas, kreatif dan inovatif.
Tuhan Memberkati..
Haleluya....
menjadi orang tersebut. Itu tidak mungkin. Atau sebetulnya bisa saja kita kutip sesuatu pernyataan populer dari idola kita, tetapi saat menyatakan ulang kepada jemaat, kita beritahu bahwa hal itu kita dapat dari Pdt X atau Pdt Y.
Bahaya dari plagiat ini adalah pertama, besar kemungkinan kita tidak "satu roh" dengan khotbah yang kita bawakan sebab merupakan contekan dari pengkhotbah lain. Kedua, bahwa bisa saja contekan ini sudah pernah juga di dengar oleh jemaat dan akan ketahuan bahwa kita meniru-niru. Yang ketiga, bisa saja pengkhotbah yang lain juga mencontek hal yang sama dan saat ada kesempatan berkhotbah kepada jemaat dengan materi yang sama maka jemaat akan bingung. Siapa yang mencontek siapa? hehe.
Karena itu, bagi para pengkhotbah silahkan beajar dari orang lain, tetapi jangan berlagak ingin sama seperti orang lain, sebab kita bukan "monyet" tetapi orang-orang yang cerdas, kreatif dan inovatif.
Tuhan Memberkati..
Haleluya....