vascript'/>
"..Amazing Grace..": Kut'rima Janji Allah dari Kaum Yehuda

Kamis, Mei 05, 2022

Pancaindera (Rohani) yang Terlatih

Ibrani 5:14

Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.


Pemirsa, Dalam Etimologi kata “ gereja” merupakan kata ambilan dari bahasa Portugis: igreja, yang berasal dari bahasa Yunani έκκλησία (ekklêsia) yang berarti dipanggil keluar (ek= keluar; klesia dari kata kaleo= memanggil); kumpulan orang yang dipanggil ke luar dari dunia. Frasa "keluar" berarti kita telah berpindah, atau berubah atau meninggalkan sesuatu wilayah dan memasuki suatau wilayah yang baru.


Nah,  sebagai orang Kristen, salah satu bukti dari yang disebut berpindah atau berubah di atas adalah adanya suatu kualitas pancaindera baru yang terlatih yang disebutkan dalam Ibrani 5:14 tersebut yaitu mampu membedakan yang baik dan yang jahat.

Mari kita coba ulas satu per satu kelima "pancaindera" kita dalam kaitannya dengan kekristenan kita, sebagai berikut:


1. Lidah sebagai Pengecap


Setelah menjadi gerejaindera pengecapan kita semakin peka untuk menikmati dan melihat kebaikan Tuhan dalam setiap ranah hidup kita.  Dalam Mazmur 34:9 dikatakan Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya! Kita yang sebelumnya tidak mampu melihat dan merasakan kebaikan Tuhan, sekarang kita merasa dan menikmati bahwa janji Tuhan lebih manis daripada tawaran dunia dengan segala kenikmatannya. Selain itu, lidah kita tidak lagi berbohong, mengecam, mengutuk, mengadu domba, menebar gossip, tetapi sebaliknya sesuai dengan Yesaya 50:4, lidah "perkataan red" kita menjadi sumber motivasi bagi orang lain.


2. Mata kita sebagai Indera Penglihatan.


Mata jasmaniah kita hanya bisa melihat apa yang kelihatan di sekitar kita, tetapi setelah menjadi orang Kristen, mata rohani kita bisa melihat hal-hal yag tidak mungkin, hal-hal yang akan terjadi di masa mendatang (wahyu) karena adanya cahaya Injil yang memenuhi hidup kita.  Selain itu, setelah mengalami perubahan, mata (pandangan) kita tidak lagi lebih tertarik kepada hal-hal duniawi tetapi sebaliknya lebih tertarik memandang kepada Kristus yang penuh dengan kemuliaan dan hadirat sorgawi.


3. Hidung sebagai indera Penciuman

"hidung rohani" kita kini menjadi lebih peka dan lebih sensitif terhadap aroma Kristus yang sebelumnya belum kita kenali dan belum pernah kita nikmati.  Tetapi berbeda dengan sekarang, kita menjadi lebih memahami maksud dan rencana Tuhan atas hidup kita. Mengapa Dia menjadi manusia, lahir, mati, bangkit dan kembali ke sebelah kanan Bapa?

Bukan hanya itu, dengan indera penciuman yang semakin peka, kita pun menyadari bahwa Tuhan juga menghendaki suatu gaya hidup dan karakter serta ibadah-ibadah kita sebagai persembahan harum yang akan menyenangkan hati Tuhan kita. 


4. Telinga sebagai indera Pendengaran


Orang Kristen perlu memiliki pendengan yang jelas, supaya tidak salah mengerti. Sebaga kalau pendengara kita samar-samar, maka kita akan kebingungan antara mendengar suara dunia atau suara Roh Kudus.  Kalau dahulu kita  hanya mendengar suara-suara dunia, bisikan iblis, dan  suara-suara batin kedagingan kitakini kita lebih pekadan mampu menangkap suara Allah yang lirih di tengah hiruk-pikuk suara-suara dunia yang hingar-bingar.

Apalagi kita sebagai murid Kristus, kita perlu memiliki pendengaran rohani yang terus menerus dipertajam oleh Roh Kudus.


Dalam Yesaya 50:5 dikatakan “setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid”. Pendengaran kita dipertajam tentu dengan membiasakan diri dengar-dengaran Firman Tuhan melalui khotbah dan pembacaan Alkitab (yang berisi Firman Tuhan).


5. Kulit sebagai indera Peraba



Merasakan suhu, sentuhan ringan, tekanan, getaran, rasa sakit, dan sensasi lainnya adalah bagian dari indera peraba. Kalau lidah tadi adalah indera untuk merasakan dalam arti mengecap, maka indera peraba lebih kepada perasaan atau suasana hati atau yang sering disebut sebagai pengalaman perjumpaan dengan Tuhan. Mengetahui tentang Tuhan belum tentu mengalami perjumpaan dengan Tuhan.


Maka pertanyaannya sekarang adalah, sejak menjadi orang Kristen adakah kita benar-benar telah atau sedang atau pernah mengalami suatu pengalaman perjumpaan yang indah dengan Tuhan? Salah satu bukti telah merasakan Tuhan adalah adanya suatau damai sejahtera dan sukacita yang kita rasakan dalam hidup kita bersama Tuhan.


Mazmur 27: 4 dikatakan: Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.


Jadi orang Kristen yang telah merasakan perjumpaan dengan Tuhan akan merasa haus terus menerus akan kebersamaan dengan Tuhan dalam ibadah-ibadah dan persekutuan anak-anak Tuhan. Bahkan kita mengingini Dia lebih dari segalanya. Kita senantiasa bergairah berjumpa dengan hadirat-Nya. Satu hati dalam hadirat-Nya, lebih baik dan lebih indah daripada seribu hari di tempat lain (Maz 84:11)

 

Demikian saya bagikan, semoga bermanfaat. Tuhan Yesus Memberkati.

 

Salam

#AG

Baca Juga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar.
(Pilih Profil Anonymos bila Anda tidak memiliki Blog)