Ibrani 5:14
Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.
Pemirsa, Dalam Etimologi kata “ gereja”
merupakan kata ambilan dari bahasa Portugis: igreja, yang berasal dari bahasa
Yunani έκκλησία (ekklêsia) yang berarti dipanggil keluar (ek= keluar; klesia
dari kata kaleo= memanggil); kumpulan orang yang dipanggil ke luar dari dunia.
Frasa "keluar" berarti kita telah berpindah, atau berubah atau
meninggalkan sesuatu wilayah dan memasuki suatau wilayah yang baru.
Nah, sebagai orang Kristen, salah satu
bukti dari yang disebut berpindah atau berubah di atas adalah adanya suatu
kualitas pancaindera baru yang terlatih yang disebutkan dalam Ibrani 5:14
tersebut yaitu mampu membedakan yang baik dan yang jahat.
Mari kita coba ulas satu per satu kelima
"pancaindera" kita dalam kaitannya dengan kekristenan kita, sebagai
berikut:
1. Lidah sebagai Pengecap
Setelah menjadi
gereja, indera
pengecapan kita semakin peka untuk menikmati dan melihat kebaikan Tuhan dalam
setiap ranah hidup kita. Dalam Mazmur 34:9 dikatakan Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang
berlindung pada-Nya! Kita yang sebelumnya
tidak mampu melihat dan merasakan kebaikan Tuhan, sekarang kita merasa dan
menikmati bahwa janji Tuhan lebih manis daripada tawaran dunia dengan segala
kenikmatannya. Selain itu, lidah kita tidak lagi berbohong, mengecam, mengutuk,
mengadu domba, menebar gossip, tetapi sebaliknya sesuai dengan Yesaya 50:4,
lidah "perkataan red" kita menjadi sumber motivasi bagi orang lain.
2. Mata kita sebagai Indera
Penglihatan.
Mata jasmaniah kita hanya bisa melihat apa
yang kelihatan di sekitar kita, tetapi setelah menjadi orang Kristen, mata
rohani kita bisa melihat hal-hal yag tidak mungkin, hal-hal yang akan terjadi
di masa mendatang (wahyu) karena adanya cahaya Injil yang memenuhi hidup
kita. Selain itu, setelah mengalami perubahan, mata (pandangan) kita
tidak lagi lebih tertarik kepada hal-hal duniawi tetapi sebaliknya lebih
tertarik memandang kepada Kristus yang penuh dengan kemuliaan dan hadirat
sorgawi.
3. Hidung sebagai indera Penciuman
"hidung rohani" kita kini menjadi lebih peka dan lebih sensitif terhadap aroma Kristus yang sebelumnya belum kita kenali dan belum pernah kita nikmati. Tetapi berbeda dengan sekarang, kita menjadi lebih memahami maksud dan rencana Tuhan atas hidup kita. Mengapa Dia menjadi manusia, lahir, mati, bangkit dan kembali ke sebelah kanan Bapa?
Bukan hanya itu, dengan indera penciuman
yang semakin peka, kita pun menyadari bahwa Tuhan juga menghendaki suatu gaya
hidup dan karakter serta ibadah-ibadah kita sebagai persembahan harum yang akan
menyenangkan hati Tuhan kita.
4. Telinga sebagai indera
Pendengaran
Orang Kristen perlu memiliki pendengan yang
jelas, supaya tidak salah mengerti. Sebaga kalau pendengara kita samar-samar,
maka kita akan kebingungan antara mendengar suara dunia atau suara Roh
Kudus. Kalau dahulu kita hanya mendengar suara-suara dunia, bisikan
iblis, dan suara-suara batin kedagingan kitakini kita lebih pekadan mampu
menangkap suara Allah yang lirih di tengah hiruk-pikuk suara-suara dunia yang
hingar-bingar.
Apalagi kita sebagai murid Kristus, kita perlu memiliki pendengaran rohani yang terus menerus dipertajam oleh Roh Kudus.
Dalam Yesaya 50:5 dikatakan “setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk
mendengar seperti seorang murid”. Pendengaran kita dipertajam tentu dengan
membiasakan diri dengar-dengaran Firman Tuhan melalui khotbah dan pembacaan
Alkitab (yang berisi Firman Tuhan).
5. Kulit sebagai indera
Peraba
Maka
pertanyaannya sekarang adalah, sejak menjadi orang Kristen adakah kita
benar-benar telah atau sedang atau pernah mengalami suatu pengalaman perjumpaan
yang indah dengan Tuhan? Salah satu bukti telah merasakan Tuhan adalah adanya
suatau damai sejahtera dan sukacita yang kita rasakan dalam hidup kita bersama
Tuhan.
Mazmur
27: 4 dikatakan: Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang
kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan
menikmati bait-Nya.
Jadi orang Kristen yang telah merasakan
perjumpaan dengan Tuhan akan merasa haus terus menerus akan kebersamaan dengan
Tuhan dalam ibadah-ibadah dan persekutuan anak-anak Tuhan. Bahkan kita
mengingini Dia lebih dari segalanya. Kita senantiasa bergairah berjumpa dengan
hadirat-Nya. Satu hati dalam hadirat-Nya, lebih baik dan lebih indah daripada
seribu hari di tempat lain (Maz 84:11)
Demikian saya bagikan, semoga bermanfaat.
Tuhan Yesus Memberkati.
Salam
#AG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar.
(Pilih Profil Anonymos bila Anda tidak memiliki Blog)