Ai na gogo sahali do Parlulu di nasida, Ibana sandiri mangkasuhuthon parkaronasida dompak ho.
Jeremia 51:36a
"Dibaheni, songon on do hatani Jahowa: Idama ahu ma mangkasuhuthon badam.."
(Sebab itu beginilah firman Tuhan: Sesungguhnya akan akan memperjuangkan perkaramu...)
Pemirsa, frasa mangkasuhuthon berasal dari kata "suhut", artinya adalah "tuan rumah". Lebih luas dapat diartikan sebagai yang bertanggungjawab. Ibarat dalam suatu pesta, suhut adalah tuan rumah, yang tentu saja segala biaya dan keperluan yang dibutuhkan serta persiapan pelaksanaan pesta tersebut merupakan tanggungjawab tuan rumah.
Dari 2 (dua) ayat yang saya kutip di atas, kita diingatkan dan diteguhkan bahwa Tuhan adalah "suhut" atas hidup kita. Secara filosofi memang kita manusia ini ciptaan Tuhan, dan kita ada dalam rancangan-Nya mulai sejak terbentuk di kandungan ibu, lahir, bayi, anak, remaja, dewasa hingga masa tua. Dan nanti ketika tiba waktunya, roh kita akan kembali kepada-Nya.
Secara teknis, dalam kehidupan kita sehari-hari, dalam segala urusan dan keprluan kita; Dia, Tuhan juga adalah "suhut" dalam arti penanggungjawab puncak atas hidup kita.
Saya yakin, banyak di antara kita yang kerap kwatir akan tantangan kehidupan yang kita alami. Hal itu bisa berkaitan dengan kebutuhan/keperluan ekonomi, gangguan dari orang lain, ketakutan kehilangan sesuatu, kebutuhan pelayanan, pekerjaan dan banyak hal lainnya.
Mengapa kita bisa ketakuktan berlebihan? Seolah-olah kita telah masuk ke dalam lembah kekelaman yang tiada jala keluar. Kita lupa bahwa "tuan rumah" atas diri kita ada di Sorga. Dia yang lebih paham tentang kita.
Saya ingin mengingatkan hal ini kepada kita: bahwa di atas ketakutan kita, jangan lupa ada suatu pribadi yang merupakan SUHUT atas hidup kita, yaitu Tuhan. Dia akan membela perkara kita, Dia akan menolong kita mengatasi persoalan hidup. Dia akan hadir sebagai pahlawan mengalahkan musuh-musuh kita.
Caranya bagaimana? Ya sederhana saja: terima Dia sebagai suhut. Dalam Wahyu 3:20 dikatakan: Lihat, Aku berdiri di muka pintu, dan mengetok....".
Kalau kita mengakui Dia sebagai suhut, maka mari kita andalkan Dia, mari kita bercerita kepadaNya tentang hidup dan persoalan kita, pekerjaan kita, rumah tangga kita, pelayanan kita, projek kita bahkan segalanya. Jalan terus, pantang mundur, rendahkan diri dan hati dihadapan Tuhan, suhut kita maka dia yang akan membawa kita kepada keberhasilan dan kemenangan.
Haleluya.
Salam
#AG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar.
(Pilih Profil Anonymos bila Anda tidak memiliki Blog)