I Tim 1:19
Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka.
Pemirsa, apa kabar sekalian? Selamat memasuki hari dan bulan yang baru; September. Harapan kita tentu saja tidak berbeda: Semoga Tuhan memberkati kita senantiasa. AMIN ya Yesus Aminnn, hehe
Pemirsa, Saya teringat pertama kali saya mencuri. Kala itu kurang lebih usia 7 atau 8 tahun. Ketika saya seorang diri di rumah saya mencuri kacang tanah yang disimpan oleh mama di dalam goni untuk nantinya dipergunakan sebagai bibit. Kala itu saya mengambil segenggam. Tau pemirsa, ketika orang tua dan seisi rumah kembali kerumah, saya rasanya gemetaran dan takut luar biasa. Sangat takut jangan-jangan nanti ketahuan.
Ternyata tidak ketahuan dan hal ini membuat saya semakin di atas angin melakukan hal yang sama berulang-ulang dikemudian hari. Kian lama tidak ada lagi rasa takut dan kian lama makin bernafsu melakukan hal yang sama. Tidak ada agi rasa takut, tidak lagi gemetaran dan lama-lama merasa tidak bersalah dan menganggapnya sebagai hal biasa.
Pemirsa, pernahkah rekan-rekan mengalami hal yang sama? Mungkin kita pernah melakukan dosa (apa pun bentuknya) dan karena serasa tidak ada sanksi langsung maka kian lama kita merasa bahwa hal itu tidak lagi suatu pelanggaran di hadapan Hakim Agung Tuhan kita. Saat pertama melakukannya pasti kita mengalami perasaan takut luar biasa. Itu artinya nurani kita masih bersih dan bekerja sebagaima mestinya. Sebab nurani tidak bisa dibohongi, dia tau yang benar dan yang salah.
Akan tetapi saat kita membiasakan diri melawan hati nurani, lama kelamaan sinyal nurani pun akan hilang dan akhirnya tidak lagi memberi warning kepada kita. Maka dosa akan menjadi kebiasaan dan endingnya dosa pun tidak lagi terampuni. Sebab tidak mungkin lagi dosa terampuni karena nurani kita telah tumpul dan tidak akan ada penyesalan lagi. Mungkin ada orang yang sudah nyaman dengan perbuatan-perbuatan dosa, ada yang sudah nyaman dengan kebiasaan korupsi, nyaman dengan kebiasaan mencuri, nyaman dengan kebiasaan berbohong dan lain sebagainya.
Pemirsa, saat nurani memberi warning dan teguran; terima dan tunduklah kepadanya. Sebab nurani selalu benar adanya. Bila kita melawannya, lama-lama sinyalnya kian jauh dan ujungnya mati rasa. Bila sudah nurani mati rasa, tak mungkin lagi ada penyesalan untuk minta ampun. Bila dosa tak sempat dimohonkan ampun, tentulah arahnya sudah jelas: MAUT
Tuhan Memberkati. Haleluya
I visited many sites except the audio feature for audio songs current at this web site is really fabulous.
BalasHapusmy web site ... επιπλα
naudzubillah hati tidak memberi respon
BalasHapus