Efesus 5:16a
"...Dan pergunakanlah waktu yang ada..."
Karena sering kali kita bohongi, kita ulur-ulur, kita permainkan, kita lupakan, kita manipulasi. Sementara dia (si waktu) hanya bisa bersabar dan menunggu dengan harap, agar kelak kita iba kepadanya dan berbalik menghargainya. Pengharapannya hanya pada penantian. Tidak ada selain itu.
Kasihan dia. Kita dengan senyam senyum mengumumkan bertemua, atau beribadah atau rapat di waktu tertentu. Si waktu pun dengan girang menanti, karena si waktu memang senang bertemu kita. Tapi apa daya, nyaris setiap saat si waktu kita bohongi. Andai si waktu adalah pacar kita, sudah jauh-jauh sebelumnya kita diputuskan dan diabaikan selamanya, haha.
Kasihan dia. Kita dengan senyam senyum mengumumkan bertemua, atau beribadah atau rapat di waktu tertentu. Si waktu pun dengan girang menanti, karena si waktu memang senang bertemu kita. Tapi apa daya, nyaris setiap saat si waktu kita bohongi. Andai si waktu adalah pacar kita, sudah jauh-jauh sebelumnya kita diputuskan dan diabaikan selamanya, haha.
b. Mental Kita
Pemirsa, saya yakin kita sering mnyaksikan terjadi antrian banyak orang untuk mendapatkan sesuatu. Katakanlah antrian untuk menerima pencairan dana pra sejahtera di kantor pos, atau jubelan orang yang antri saat pembagian kurban gratis. Ada yang menarik dalam kejadian-kejadian seperti ini, bahwa orang-orang pada umumnya akan datang LEBIH CEPAT dari waktu yang diumumkan. Begitu pula bila suatu waktu seseorang dipanggil wawancara kerja di perusahaan idaman, sudah pasti datang on time dan malah lebih cepat. Gampang ditebak mengapa: Karena akan mendapat sesuatu, baik berupa uang, materi, pekerjaan dan lain sebagainya.
Begitulah mental kita. Bisa datang tepat waktu bahkan lebih cepat, bila ada iming-iming terutama materi atau uang.
c. Tuhan
Kontras bila kita beranjak membahas waktu di dunia pelayanan, dimana Tuhan sebagai subjek. Bila untuk mengejar materi, uang, pekerjaan dan lain sebagainya kita benar-benar menghargai waktu, lain halnya dengan sang pemilik waktu itu sendiri, dan yang urusan kita kepada-Nya sebetulnya adalah prioritas utama. Berapa orang diantara kita yang masih membudayakan on time ke gereja? Dan sebaliknya berapa banyak diantara kita yang dengan enteng sekaligus tak merasa ada sesuatu yang salah bila terbiasa terlambat ke pelayanan? Ada yang mengaku??
Pemirsa, saya pribadi begitu jengkel dan benci pada kebiasaan orang-orang khususnya generasi muda yang mempermainkan waktu. Saya hendak bertanya bagi orang-orang yang terbiasa terlambat, Apa sebenarnya yang ada dipikiran anda sehingga suka terlambat dan mempermainkan waktu??
Kawan-kawan, khususnya generasi muda. Mari bersama menyatakan perang terhadap kebiasaan terlambat.
Tuhan Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar.
(Pilih Profil Anonymos bila Anda tidak memiliki Blog)