Mengejutkan untuk mendengar dan membayangkan!!! Enam tahun sudah UU NO 39 Tahun 2004 Tentang Ketenagakerjaan Indonesia ke Luar Negeri disahkan oleh DPR, namun sampai sekarang belum keluar Peraturan Pemerintah sebagai acuan dan atau petunjuk pelaksanaan dari Undang-Undang yang sangat urgent tersebut. Nyatanya, ketika terjadi permasalahan yang melilit Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri pemrintah seakan abai dan menutup mata.
Ragam Informasi, Lagu Rohani, Renungan, Informasi Pelayanan, Opini dan berbagai informasinya lainnya.
Kamis, November 25, 2010
Kamis, November 18, 2010
RAMAI-RAMAI EKSODUS KE “BUNGKER BIRU”
Tuhan pasti telah mempertimbangkan, amal dan dosa yang kita perbuat…. Begitu petikan lagu dari bang Ebiet G Ade, sang penyanyi dan pencipta lagu yang sohor dan kukagumi itu. Kalimat kritis nan puitis itu adalah jawaban dari bait sebelumnya, juga dari lagu tersebut. Sebelumnya bang Ebiet meratapi kondisi negeri ini dengan berkata: Memang bila kita kaji lebih dalam, di tengah ke galauan, masih ada tangan-tangan yang tega berbuat nista,,,huooo..hooo….
Rabu, November 03, 2010
Senandung "Arirang", secercah harapan pemersatu Korea
Arirang Versi Batak
Arirang………. Kata ini otomatis menghantarkan ingatan saya untuk sejenak kembali pada pengalaman hidup masa lalu. Yaitu ketika masih di sekolahan. Karena arirang bukanlah sebuah nama yang hanya sekedar saya kenal, tetapi arirang bahkan menjadi jembatan bagiku untuk lolos dari ujian waktu dan keadaan untuk menggapai banyak hal kala itu, utamanya ujian keuangan. Sebab dengan arirang, biaya sekolahku sangat terbantu.
Senin, November 01, 2010
Plesiran ke LN, Penyakit DPR Hanya Kambuh...
Jelas sekali saya tak heran. Tak heran jika ditengah kepedihan dan terjangan badai yang menghujam bangsa ini, para anggota Dewan Perusak Rakyat tetap memilih ngotot plesiran ke luar negeri. Sebab itu bukan penyakit baru. Penyakit DPR menyakiti budaknya (rakyat) bukan hal yang baru. Itu sebabnya saya katakan, penyakit ini hanya Kambuh saja. Bukan diagnose penyakit baru.
Hanya saja DPR kali ini makin mati rasa pula.
Sekaligus makin terlihat kepintaran dan kelicikan. Bila kita melirik ke belakang sedikit, dalam kasus Situ Gintung tahun lalu, yang kebetulan menjelang Pemilu, bendera Partai Politik berebut tempat tancapannya di reruntuhan Situ Gintung. Supaya para sukarelawan palsu ini seolah ikhlas menolong sengsara korban.
Malang nasib Mentawai dan warga gunung Merapi. Mereka jauh lebih bernasib sial di banding warga situ Gintung. Kepedihan yang terjadi tidak sedang dalam Pemilu. Sehingga para actor “penolong palsu” Situ gintung, tak punya alasan untuk menancap bendera partai masing-masing di Mentawai maupun di sekitaran merapi.
Itu sebabnya tanpa perlu mengintip kiri dan kanan, mereka tetap saja memilih plesiran. Anehnya, make up juru bicara parpol pun makin manis saja ber lip service. Mereka menggemborkan di media bahwa partai A melarang anggotanya plesiran ke luar negeri. Hahahahhaha.. Faktanya????
Sudahlah, sebenarnya muak untuk membahas penyakit DPR kita ini. Hanya saja ketika rakyat Indonesia begita beringas menghujat para anggota Dewan Perusak Rakyat karena tingkahnya, saya serasa perlu meluruskan sedikit. Kasihan rakyat yang sebelumnya tidak tahu “aslinya” para anggota DPR yan gdulu dipuja dan dipilihnya.
Jadi saya hanya mau mengatakan, penyakit ini bukan penyakit baru wahai anak negeri. Dewan Perwakilan Rakyat hanya sedang Kambuh Penyakitnya.
Langganan:
Postingan (Atom)