Sungguh jalan Tuhan tiada terselami,tiada terduga kasihNya. Pujian ini sudah lama menjadi faforitku. Hampir setiap minggu sebelum ibdah raya dimulai, lagu ini saya persembahkan untuk Tuhan secara solo dengan keyboard Yamaha PSR 450 kami di Sidang Coklat dan dengan kemmapuan saya seadanya setelah hampir 5 tahun belajar otodidak dan menjadi pemusik "tetap" di sini, (walau tak mendapat JJM), he,,he
Yah,,,,, memang benar, dan saya
Yah,,,,, memang benar, dan saya
tidak akn pernah berhenti (kecuali Tuhan menutup mulut/nafas saya) mengulang2 i kalimat itu, baik untuk konsumsi renungan pribadi maupun dalam kesempatan saya membawakan F Tuhan dimana pun Tuhan mau..
Berikut ini tiga kisah hidup saya yang tuliskan dengan sebenarnya, dan mungkin bpk/ibu/sdra/i akan mengakui, minimal mendukung ucapan saya sebagaimana judul di atas.......! Terpujilah Tuhan,,!
1. Dari atas pohon Kelapa.
Waktu itu saya masih duduk di kelas 2 SMK Negeri I Nainggolan. Seperti biasa kami pulang sekolah pukul 13.30 WIB. Dengan jarak -+ 8 km, saya bisa sampai di rumah paling lama 14.30 (untuk hari Selasa-Sabtu), khusus hari Senin akan lebih cepat, orang tua selalu memberi ongkos pulang tidak kurang dan tidak lebih dari ongkos bus (rp 500) karena hari Senin adalah Hari Pasar/Onan.
Entah karena, dalam perjalanan pulang karena kehausan yang terasa sangat menyegat paru, tiba2 saya berkata dalam hati: "Nanti klo sudah sampi di rumah, sya akan lagsung panjat kelapa dan minum air kelapa muda". Janji saya ini otomatis mendorong langkah saya untuk berjalan lebih cepat meski dibayangi oleh rasa lelah yang luar biasa ditambah sinar Matahari yang tak pernah berhenti menyengat kepala.
Setiba dirumh, sya lekas ganti seragam sekolah dan berlari ke dapur. Sebelum saya sampe ke dapur, tiba2 mama saya bilang: "Laston, saya belum masak nasi, karena ga ada air". Kalimat itu langsung saya mengerti. Maksdu mama supaya saya langsung ke SUMUR yang hanya berjaak 1 km itu untuk menimba air.
Saya bilang OK, saya ambil ember dan tatahu (gayung) n lngsung terbang ke Sumur. Maksud saya inilah kesempatn bagi ku untuk memanjat kelapa serta melahap dan minum air kelapa muda, karena di atas bak sumur inilah berdiri tegak pohon kelapa berukuran 30 meter yang tak akan pernah kulupakan itu.
Tak perlu menunggu lama2, saya langsung tancap gas memanjat si pohon dan dengan beringas+terburu-buru saya jatuhkan beberapa buah kelapa muda. Etah karena kelamaan menurut mama saya, tiba2 mama saya memanggil lumayan keras seperti marah dan ini membuat saya terkejut bukan kepalang. Kndisi ini membuat keseimbangan tubuh saya tak terkendali lagi, walau saya sempat menyahut namun tidak bisa dielakkan lagi.....dan akhirnya..........bruuussssss.
Mama pun berteriak histeris, dan segera berlari ke ke arah yang mereka perkirakan tubuh saya akan rebah tak bertenaga, di ikuti oppung (Alm Pdt Md Lumbanraja) saya yang juga langsung menangis dan memanggil nama saya sekeras mungkin dan selanjutnya hampir semua tetangga tanpa di perintah juga berlari hendak melihat keadaan saya... Bisa di pastikan, bahwa di benak mereka semua sudah tumbuh dugaan kuat bahwa saya minimal patah tulang, dan bhkan ada yang memperkirakan saya pasti "berakhir"".
Namun apa yang terjadi??????????
Sesungguhnya............, sejujurnya,,,,,,,, saya tidak merasakan apa2 dalam tubuh saya , tidak sedikit pun merasakan kesakitan. Saya tidak tahu apa yang terjadi ketika tubuh saya sudah lepas kendali dari atas pohon...Kecuali maff (celana ponggol saya sebelah kanan koyak dari atas sampai ke bawah itu pun hanya sebelahnya saja).
Dan betapa terkejutnya mereka melihat saya sedang "manahu mual" ketika mereka sudah sampai ke TKP. Mama saya (bagaikan seorang dokter) tanpa perintah lagsung memeriksa tubuh saya dan tidak medapat sesuatu bekas luka. Semuanya menjadi bingung, lho ko bisa?????????, bah nga luar biasa on, wah..., bah,,...(macamlah itu...)
Tapi itulah yang terjadi, semua bingung dan saya hanya bisa bersyukur atas karya Tuhan buat saya....Saya hanya coba2 menebak: Mungkin ketika keseimbagangan tubuh ku sudah goyang, Tuhan langsung mengutus malaikatNya untuk menatang tubuh saya........, itu saja.
Dan benarlah kata pujian itu: "JALAN TUHAN TIADA TERSELAMI"
Nantikan kisah yang ke 2 dan ke 3.
Tuhan Yesus Memberkati...!
Salam
Laston Nainggolan
Berikut ini tiga kisah hidup saya yang tuliskan dengan sebenarnya, dan mungkin bpk/ibu/sdra/i akan mengakui, minimal mendukung ucapan saya sebagaimana judul di atas.......! Terpujilah Tuhan,,!
1. Dari atas pohon Kelapa.
Waktu itu saya masih duduk di kelas 2 SMK Negeri I Nainggolan. Seperti biasa kami pulang sekolah pukul 13.30 WIB. Dengan jarak -+ 8 km, saya bisa sampai di rumah paling lama 14.30 (untuk hari Selasa-Sabtu), khusus hari Senin akan lebih cepat, orang tua selalu memberi ongkos pulang tidak kurang dan tidak lebih dari ongkos bus (rp 500) karena hari Senin adalah Hari Pasar/Onan.
Entah karena, dalam perjalanan pulang karena kehausan yang terasa sangat menyegat paru, tiba2 saya berkata dalam hati: "Nanti klo sudah sampi di rumah, sya akan lagsung panjat kelapa dan minum air kelapa muda". Janji saya ini otomatis mendorong langkah saya untuk berjalan lebih cepat meski dibayangi oleh rasa lelah yang luar biasa ditambah sinar Matahari yang tak pernah berhenti menyengat kepala.
Setiba dirumh, sya lekas ganti seragam sekolah dan berlari ke dapur. Sebelum saya sampe ke dapur, tiba2 mama saya bilang: "Laston, saya belum masak nasi, karena ga ada air". Kalimat itu langsung saya mengerti. Maksdu mama supaya saya langsung ke SUMUR yang hanya berjaak 1 km itu untuk menimba air.
Saya bilang OK, saya ambil ember dan tatahu (gayung) n lngsung terbang ke Sumur. Maksud saya inilah kesempatn bagi ku untuk memanjat kelapa serta melahap dan minum air kelapa muda, karena di atas bak sumur inilah berdiri tegak pohon kelapa berukuran 30 meter yang tak akan pernah kulupakan itu.
Tak perlu menunggu lama2, saya langsung tancap gas memanjat si pohon dan dengan beringas+terburu-buru saya jatuhkan beberapa buah kelapa muda. Etah karena kelamaan menurut mama saya, tiba2 mama saya memanggil lumayan keras seperti marah dan ini membuat saya terkejut bukan kepalang. Kndisi ini membuat keseimbangan tubuh saya tak terkendali lagi, walau saya sempat menyahut namun tidak bisa dielakkan lagi.....dan akhirnya..........bruuussssss.
Mama pun berteriak histeris, dan segera berlari ke ke arah yang mereka perkirakan tubuh saya akan rebah tak bertenaga, di ikuti oppung (Alm Pdt Md Lumbanraja) saya yang juga langsung menangis dan memanggil nama saya sekeras mungkin dan selanjutnya hampir semua tetangga tanpa di perintah juga berlari hendak melihat keadaan saya... Bisa di pastikan, bahwa di benak mereka semua sudah tumbuh dugaan kuat bahwa saya minimal patah tulang, dan bhkan ada yang memperkirakan saya pasti "berakhir"".
Namun apa yang terjadi??????????
Sesungguhnya............, sejujurnya,,,,,,,, saya tidak merasakan apa2 dalam tubuh saya , tidak sedikit pun merasakan kesakitan. Saya tidak tahu apa yang terjadi ketika tubuh saya sudah lepas kendali dari atas pohon...Kecuali maff (celana ponggol saya sebelah kanan koyak dari atas sampai ke bawah itu pun hanya sebelahnya saja).
Dan betapa terkejutnya mereka melihat saya sedang "manahu mual" ketika mereka sudah sampai ke TKP. Mama saya (bagaikan seorang dokter) tanpa perintah lagsung memeriksa tubuh saya dan tidak medapat sesuatu bekas luka. Semuanya menjadi bingung, lho ko bisa?????????, bah nga luar biasa on, wah..., bah,,...(macamlah itu...)
Tapi itulah yang terjadi, semua bingung dan saya hanya bisa bersyukur atas karya Tuhan buat saya....Saya hanya coba2 menebak: Mungkin ketika keseimbagangan tubuh ku sudah goyang, Tuhan langsung mengutus malaikatNya untuk menatang tubuh saya........, itu saja.
Dan benarlah kata pujian itu: "JALAN TUHAN TIADA TERSELAMI"
Nantikan kisah yang ke 2 dan ke 3.
Tuhan Yesus Memberkati...!
Salam
Laston Nainggolan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar.
(Pilih Profil Anonymos bila Anda tidak memiliki Blog)