Mazmur 141:3
Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!
PEMIRSA....., Senang sekali dapat kembali menyapa anda yang terkasih. Mohon maaf bila dua hari terakhir ini daku tak sempat menggores di halaman rumah mungil ini. Oleh dua tiga kesibukan yang mesti diprioritaskan.
Saat tadi jejari hendak menari di tutus laptop, saya teringat tentang satu kata yang sedang menari dalam pikiran saya. Kata itu adalah GOBOL. Gobol ini adalah istilah saya yang merupakan singkatan dari Gosip Bolon, dalam bahasa Indonesia Gosip Besar. Jadi bagi saya pelaku, penikmat dan penyebar gosip itu disebut parGobol, alias par Gosip Bolon, hahaha.
Tapi begini teman-teman. Sejauh yang saya tahu bahan gosip pada umumnya adalah berita-berita negatif yang sedang beredar tentang seseroang atau sekelompok orang. Jarang hal-hal yang positif digosipkan, benar tidak? Pargobol pasti jawab: benar, kwkwkw. Memang yang namanya Gosip makin digosok makin sip, begitulah para presenter di TV memberi penegasan akan "enak"nya bergosip ria. Yang namanya makin sip tentu makin seru bukan? Dan kalau sudah seru, siapa yang mau buru-buru menutup telinga untuk tidak mendengar, malah telinga makin lebar dan mendekat.
Setelah itu menyebar keberbagai arah penjuru angin untuk berkembang menjadi gosip bolon di seantaro bumi. Katakanlah materi sebuah gosip adalah perbuatan seseorang yang keliru atau khilaf atau perbuatan dosa. Hal ini akan secara cepat menjadi sorotan para pegosip. Berita gosip terus menerus disebar dan makin sip, sementara dia yang kita gosipin
telah terbang tinggi bagai rajawali, melintasi langit biru. Dia telah menyadari kekeliruannya, kesalahannya dan perbuatan dosanya serta telah meminta ampun kepada Tuhan atas perbuatan tidak benar yang dia lakukan, sementara kita asyik terus menebar gosip tentang dia.
Kalau sudah begini, maka kita si tukang gosiplah yang terjerat oleh perbuatannya menebar gosip. Meskipun yang kita sebar adalah benar adanya, tetapi apa untungnya bila disebar luas ke segala arah penjuru angin? Belum lagi kita menyadari bahwa yang namanya gosip makin jauh disebar makin bengkak pula perbedaa isi dari aslinya.
Jadi maksud saya begini kawan-kawan, bila pun kita mengetahui atau melihat kelalalaian, kekeliruan, kesalahan atau perbuatan dosa seseorang marilah berpikir seribu kali untuk menebar gosip ke pada orang yang lain. Sebab hal itu belum tentu benar, belum tentu berguna dan belum tentu menjadi sesuatu yang baik. Sebab gosip ini akan terus menjalar dari mulut ke mulut dan terus mengalir seiring waktu berjalan. Sementara pada saat yang sama, dia yang kita jadikan bahan gosip telah berubah diri, telah menyadari kesalahannya dan Tuhan telah mengampuninya.
"....Saat seseorang telah menyadari perbuatan salahnya, danTuhan telah mengampuninya sementara kita terus menerus asyik menggosipinya, maka kita sedang menjerat leher kita sendiri di atas perbuatan salah orang lain...."
Sangat disayangkan bukan?
Karenanya mari bergabung dengan Komunitas KATAG: Komunitas Anak Tuhan Anti Go-bol, hahahahaleluya...
Tuhan Memberkati