Luk 13:9
Mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!
Mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!
Pemirsa.. Kita manusia ini adalah pohon ara yang pemiliknya adalah Tuhan Yesus. Biar bagaimanapun kita harus memahami bahwa manusia diciptakan sedari dulu agar menjadi pohon ara yang pada saat waktunya dituai, didapati berbuah matang seperti yang diinginkan oleh pemilik kebun yaitu Tuhan Yesus.
Kenyataannya sejak dari jaman Adam, manusia si pohon ara sudah terserang penyakit yaitu penyakit dosa. Hal ini menyebabkan kita pohon aranya Tuhan mengalami pertumbuhan yang tidak sehat. Sehingga dari masa Adampun, Tuhan sudah kecewa dan semnetara waktu mengahalau manusia. Tetapi kesabaran Tuhan memang tiada tara, Dia berurusan kembali dengan Nuh karena berharap manusia sebagai pohon aranya bisa tumbuh kembali dengan baik. Namun kemudian setelah jaman Nuh, manusia kembali mengalami penyakit para karena kembali kepada dosa. Lagi-lagi kasih dan kesabaran Tuhan luar biasa, Dia kembali berurusan dengan Abraham demikian seterusnya sampai kepada Musa-Daud-Nabi-nabi-Hakim-hakim dan akhirnya oleh karena berbagai cara tetapi manusia kembali kepada penyakit lamanya, satgu-satunya dan untuk terakhir kalinya cara Tuhan adalah dengan mengorbankan dirinya sendiri untuk menebus manusia.
Pemirsa, pengorbanan Allah dengan menurunkan diri-Nya sendiri menjadi terhina demi manusia adalah langkah yang terakhir, dan kita diingatkan bahwa kesabaran Tuhan juga ada batasnya. Kita perhatikan di ayat 7, bahwa sang pemilik pohon ara sudah murka dan berkata: TEBANGLAH. Untunglah hamba dari Tuan tersebut memohon dan meminta waktu setahun lagi. Si hamba akan mencangkul sekeliling pohon dan menabur pupuk dengan harapan tahun depan berbuah.
Pemirsa, kita sudah di ambang pintu terakhir. Kesabaran Tuhan ada batasnya, akan tetapi kesempatan bagi kita masih ada, sedikit waktu lagi. Sebab dengan jelas kita telah melihat tanda-tanda kedatangan Tuhan makin nyata, baik tanda-tanda alam, kondisi perpolitikan, hubungan internasional, keadaan perekonomian dan lain-lain. Dan di sisa waktu yang masih ada ini, Tuhan Yesus masih sangat berharap kita sang pohon ara akan menghasilkan buah yang baik untuk nantinya dipanen sendiri oleh Tuhan.
Yang jelas Yesus masih LAPARRRR dan menantikan buah dari pohon aranya, kita sendiri.
Tuhan Yesus memberkati. Haleluya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar.
(Pilih Profil Anonymos bila Anda tidak memiliki Blog)