vascript'/>
"..Amazing Grace..": Kut'rima Janji Allah dari Kaum Yehuda

Tuesday, January 21, 2014

Seminar dan KKR Natal Kasih Melanda Sumatera

Doakan dan Hadirilah......!!!!!

Seminar dan KKR Natal Umat Kristiani Sumatera Utara
"....Natal.. Membawa Kasih dan Kedamaian...."

Bersama para hamba-Nya:

1.  Pdt Dr Yacob Nahuway, MA
2.  Rev DR MH Siburian, M.Min
3.  Pdt Bambang Jonan
4.  Hashin Jojohadikusumo

Jumat, 24 Januari 2014
Bertempat di Pardede Hall-Medan
Seminar pukul 08.00 - 14.00 WIB
KKR Pukul 18.00 WIB - selesai

Tuhan Yesus Memberkati.

Wednesday, October 30, 2013

MENANG atas Intimidasi

Yakobus 4:7

Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!

Pemirsa..., dalam dua kali terakhir saya berkhotbah rasanya kurang greget, kurang nendang dan kurang berkuasa. Saya bisa merasakannya. Dan saya sebetulnya tuhu mengapa. Karena selain saya sedang memiliki beban persoalan, hubungan pribadi saya dengan Tuhan juga
sedang tidak on fire baik kualitas doa dalam saat teduh, pembacaan Firman Tuhan dan ada tindakan dan sikap yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Hal ini membuat gairah pelayanan saya menurun. Pikiran ingin membawa hidup bangkit tetapi roh tidak marsigorgor. Kenapa bisa? Karena dalam kelemahan yang saya sedang alami, Iblis langsung menyerang dan berusaha melemahkan saya atas sikap dan tindakan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.

Itulah yang disebut Intimidasi. Intimidasi itu artinya gertakan, serangan atatu gangguan, dalam hal ini datang dari Iblis. Inilah pekerjaan iblis setiap hari di dalam hidup kita yaitu mengintimidasi anak-anak Tuhan. Iblis sesering mungkin mengintimidasi pikiran kita dan hati kita. Pernahkah Bapak/Ibu dan Rekan Muda merasa tidak layak melayani Tuhan oleh karena telah melakukan sesuatu dosa? Dan lalu memilih menolak untuk ambil bagian dalam pelayanan meski sudah ditunjuk oleh pimpinan? Bahkan terus menerus kita merasa tidak layak? Kalau pernah itulah yang disebut sedang diintimidasi oleh iblis. Dia berusaha mendakwa di dalam pikiran kita bahwa kita tidak layak, kita ini pendosa, sok suci, munafik dan lain-lain.

Tetapi kita harus tahu rahasia ini: Dalam keadaan tidak (sedang) berdosa pun, siapakah yang layak memasuki hadirat Tuhan yang maha suci? Tidak seorangpun. Tetapi kasih dan anugerah Allah telah membuat kita layak melayani-Nya di altar-Nya yang kudus. Bila kita tidak memahami ini, maka kita akan dengan mudah diintimasi oleh iblis. Kita akan merasa terus menerus tidak pantas, tidak layak, pendosa dan akhirnya meninggalkan pelayanan. Padahal semua orang tahu, bahwa tindakan meninggalkan pelayanan karena merasa sebagai orang berdosa adalah jembatan menuju keterpurukan kualitas kerohanian.

Bagaimana supaya kita tidak tenggelam dalam Intimidasi Iblis?

1.  Pertama, jika kita tatuh ke dalam pencobaan atau kedalam perbuatan dosa, SEGERALAH meminta ampun dengan SIUNGGUH-SUNGGUH kepada Tuhan. Supaya pengampunanNya membersihkan diri kita dari dosa yang baru saja mengotori jiwa kita. Siapa yang diampuni-Nya telah merdeka dari dosa.

2. Sadarilah bahwa kita bukan pribadi yang sempurna. Bila kita merasa sempurna, sedangkan faktanya tidak maka akan menimbulkan kekecewaan dalam diri kita. Ini adalah celah yang mulus bagi iblis untuk mengintimidasi. Iblis akan berbisik ke kelinga hati kita dan berkata: Ahhh sok suci kamu, kamu itu tidak layak. Sudahlah ndak usah melayani, masa orang berdosa melayani Tuhan yang maha suci?

3. Mintalah terus menerus pertolongan Tuhan dan lawanlah Iblis. Saat kita mendekat kepada
Tuhan, iblis akan lari terbirit-birit. Bukan hanya itiu, kita diberi Tuhan kuasa untuk mengusir setan-setan. Ini adalah janji Tuhan yang harus kita klaim. Sebab janji itu berlaku sampai kini dan sampai waktu yang akan datang.

Jadi, merasa diri tidak sempurna dan tidak pantas dihadapan Tuhan sah-sah saja, tetapi jangan sampai diintimidasi oleh iblis dan lalu kita terus menerus merasa tidak layak dihadapan Tuhan dan lalu meninggalkan pelayanan yang akhirnya menuju keterpurukan kerohanian.

Tuhan Memberkati, Haleluya...

Monday, October 28, 2013

Untuk Gereja, Negeri dan Tuhan kami Bersumpah (JANJI)

II Taw 7:14

dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku
 disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencariwajah-Ku, lalu berbalik  dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.

PEMIRSA diselurh tanah Air. SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA. Bertepatan dengan moment
ini, saya membagikan ulang lagu-lagu pujian yang bertemakan kerinduan untuk kebangkitan gereja dan bangsa. Rangkaian lagu-lagu pujian berikut ini menghantar dan mengajak kita memasuki sebuah ruang komitmen untuk menjadi orang-orang yang peduli, berbuat, bersinar dan berdoa untuk gereja dan bangsa, bangsa Indonesia.

Selamat mengumandangkan dan menikmatinya. Haleluya...

1. Indonesia bagi kemuiaan-Mu
Yesuslah Tuhan yang layak ditinggikan
Layak Disembah Oleh Suku-Suku Bangsa
Dengan darah-mu, kau telah tebus dosaku
Genapi Tuhan firman-Mu atas neg’riku
Hatiku rindu melihat kemuliaan-Mu
Hatiku rindu melihat curahan kuasa-Mu
Di tanah tercinta neg’riku indonesia
Kuberdoa indonesia penuh kemuliaan-Mu
Indonesia bagi kemuliaan-Mu

2.   Doa kami
Syukur untuk setiap rencana-Mu, Dan rancanganmu yang mulia
Dalam satu tubuh kami bersatu, Menjadi duta kerajaan-Mu
Kuucapkan berkat atas indonesia, Biar kemuliaan-mu akan nyata
     
Kami bangsa ini kami berdiri,
Dan membawa doa kami kepadaMu
Sesuatu yang besar pasti terjadi,
Danmengubahkan negeri kami
 Hanya nama-mu tuhan ditinggikan,  Atas seluruh bumi

3.    Skranglah waktunya
S’karanglah waktunya kau lawat indonesia Nyatakan belas kasih-Mu Tuhan
S’lamatkan Bangsaku
Curahkan tuhan hujan keslamatan, curahkan Tuhan hujan pertobatan
Curahkan tuhan hujan Kuasa-Mu, S’lamatkan bangsaku

4.   Ampunilah Bangsa ini
Kami umat-mu rendahkan diri sujud dan berdoa Mencari wajah-Mu
Berbalik dari jalan kami yang jahat
Oleh anug'rah-mu ampunilah
Oleh anug'rah-mu pulihkanlah
Tuhan pulihkan, bapa pulihkan, Kembalikan bangsa kami kepada-Mu
Bapa pulihkan ampunilah bangsa kami, Dan pulihkan kembali neg'ri kami

5.    Visi Untuk Bangsa
Ku punya visi 'tuk bangsa ini, Ku punya mimpi 'tuk neg'riku
Satukan hati dan berdoa, Oleh iman bangkitlah neg'riku
S'tiap lutut bertelut menyembah-mu, S'tiap lidah mengaku kaulah tuhan
Bukalah pintu surga, urapi doaku, Lawatlah bangsa dan neg'ri ini

6.   United we stand
As we come together to worship and pray
Jesus we're building a throne to let Your glory fill our land

As you have loved us, o Lord, we want to love one another
And all the world will know that we are your disciples o, Lord

United we stand in worship and prayer
Kami bersatu dengan sehati
Preparing the way of the king of glory
Di dalam doa, pujian dan sembah
To come and to heal our land
Lawatlah neg'ri kami
United we stand in worship and prayer
Kami bersatu dengan sehati
Jesus we come to answer your prayer,
United we stand
'Tuk menggenapi doa-mu yesus, kami sehati

HALELUYA!!!!!!!!!!

Friday, October 25, 2013

Kesengsaraan-Ketekunan-Tahan Uji-Pengharapan

Roma 5:3-5

Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,
dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

Pemirsa, di gereja kami ada seorang ibu yang nyaris setiap saat selalu mendapat tantangan, halangan, tekanan bahkan intimidasi dari suaminya bila berurusan dengan gereja. Saat
berangkat ke gereja selalu ditekan, diejek dan sepulang gereja dimarahi dan diintimidasi. Hal ini saya ketahui sebab setiap ada ada ruang kesaksian dalam ibadah, ibu ini selalu memberi kesaksian dengan berurai airmata.

Ibu ini awalnya bukanlah jemaat yang begitu taat beribadah, tetapi perlakuan dan sifat sang suami tercinta yang kurang asam yang telah menghadirkan derita dan sengsara dalam hidupnya telah menjadikannya tekun mencari Tuhan, tekun berdoa, tekun belajar Alkitab dan menggantungkan harapannya sepenuhnya kepada Tuhan.

Saya meyakini, seadainya hidup ibu ini manis dan mulus saja dalam keluarga terutama dengan suami, maka penyerahan diri, doa dan ketekunannya tidak akan sampai sehebat yang sekarang. Kesengsaraan yang terjadi telah "memaksa" ibu ini menjadi orang setiap hari memanggil nama Tuhan dan menangis mengadukan setiap persoalan berat yang dialaminya. Sekali lagi, tepat seperti Ayat 3 di atas: Kesengsaraan itu telah membentuk ketekunan dalam diri ibu ini.

Buah ketekunan akan membentuk setiap orang menjadi orang yang tahan uji. Orang yang tahan uji adalah orang yang telah terbiasa menghadapi masalah dan menang terhadapnya. Seseorang yang yang selama ini aman-aman saja dan tiba-tiba dirimpa maslaah bisa jatuh tergeletak. Tetapi bila seseorang telah terbiasa menghadapi masasalah, dan dikemudian
hari muncul masalah yang lebih berat sekalipun dia tidak akan panik karena dia telah terbiasa selama ini, alias Tahan Uji.

Orang yang telah tahan uji, itulah yang memeiliki pengharapan. Dan karena pengharapan pula sehingga berusaha bertahan dalam setiap ujian yang dkita hadapi. Karena kita telah melihat secara samar-samar bahwa ada pengharapan yang tidak mengecewakan sehingga bertahan terus dalam iman dan pengikutan kepada Tuhan. Kalau tidak ada pengharapan, untuk apa pula kita susah-sudah mengikut Tuhan, berjuang dalam iman, menahan derita dan intimidasi demi bisa beribadah?

Pengharapan kita tidak mengecewakan. Pengharapan itu adalah Kehidupan yang kekal bersama Kekasih Jiwa kita Tuhan Yesus Kristus di Sorga kelak dalam ruang dan waktu yang tidak terbatas alias sampai selamanya. Di sana tidak akan ada lagi air mata, tidak ada lagi kematian, tidak ada lagi penyakit, tidak ada lagi kuasa iblis yang mengintimidasi. Oh haleluya, kesana, ke Jerusalem baru. Itulah Harapanku.

Rekan, sebagai penutup mari kita nyanyikan pujian berisi pengharapan pasti ini:

Satu kota tanpa malam, di Jerusalem Baru
Di rumah Bapa maha mulia
Aku rindu kesana, bersama Yesus Tuhanku
Aku rindu kesana bersama Dia

Reff:
Inilah harapanku, Tujuan hidupku
dalam hidupku..
Ingin bertemu, dengan Tuhanku
Raja damai, raja damai dalam hidupku.

Tuhan Memberkati. HALELUYA!!!!

Thursday, October 24, 2013

Sekali Lagi, Perbedaan adalah Aset Berharga

I Kor 12:20


Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.

Pemirsa, di persukutuan Pemuda digereja kami, ada seorang gadis sebutlah bernama si Purnama yang kami labeli tukang ketawa. Apa-apa ketawa, apa-apa ketawa. Kelihatannya tiada hari tanpa ketawa. Tapi bukan maksud saya dia tertawa 24 jam ya. Kalau sudah begitu artinya amperenya sudah miring bukan? hehe.

Entah kenapa dan bagaimana anak manusia yang satu ini, hampir di setiap interaksi dan komunikasi selalu tertawa dan minimal senyum. Begitu bicara satu kata, langsung tertawa. Setiap disuruh mengerjakan sesuatu selalu senyum atau tertawa. Pokoknya dalam setiap pertemuan ada-ada saja yang jadi landasan tertawa bagi anak yang satu ini bahkan tak terkecuali dalam ibadah. Begitu melihat sesuatu yang tidak lajim langsung ngakak, haha.

Pemirsa, tapi tahukah rekan-rekan bahwa ini adalah aset bagi kami? Mengapa, karena kehadirannya membuat suasana menjadi lebih ceria, diwarnai canda tawa dan santai. Persis seperti iklan rokok yang fenomenal itu: Ga ada loe ga rame. Jadi memang kehadirannya membuat hidup lebih hidup, hahaha. Satu-satunya yang mengesalkan adalah bahwa dia dari dulu sampai kini dan entah sampai kapan tak pernah bosa lolos jadi seorang MC/WL dalam ibadah. Bayangkan begitu berdiri saja di altar sudah ketawa-ketawa tak karuan.

Rekans, Kembali ke aset. Ya, jelas perbedaan yang kita punya adalah aset yang mahal, berharga dan harus diberdayakan dengan baik dan maksimal. Coba bayangkan bila semua anggota pemuda kami paja jaim dan alim atau semua bawaanya serius. Siapa yang mau buat sensasi dan tawaan? Bisa-bisa jadi cemberut semuanya bukan? 

Sayangnya kita sering salah mempergunakan aset berharga ini (perbedaan red). Kita malah sering menjadikan perbendaan menjadi bahan untuk berselisih yang berujung pada perpisahan dan kebencian. Kadang perbedaan marga jadi pembatas, perbedaan suku jadi alasan menjaga jarak dan tak kalah sering perbedaan merek gereja menjadi alasan untuk saling menghindar dan menjauuhi antara satu dengan yang lain.

Kita lupa bahwa kita adalah satu tubuh di dalam Tuhan yang semestinya saling melengkapi dan memformasi perbedaan-perbedaan yang kita punya menjadi suatu rangkaian keindahan.

Sekali lagi: Perbedaan adalah aset Berharga, kita hanya perlu mengelolanya dengan baik dan benar. Terima perbedaan, tetapi TOLAK Pembedaan.
Haleluya!!!